(Ki-Ka): Presdir Prudential Indonesia Jens Reisch, Kepala Aktuari Prudential Kim Eng Yeoh, Vice

Klaim Penyakit Kritis di Prudential Naik 54%

[sc name="adsensepostbottom"]

Biaya pengobatan kanker mencapai Rp 1,2 miliar per tahun.

Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch mengatakan, sekira 62 persen dari penyakit kritis di seluruh dunia mencakup pada tiga penyakit, yaitu stroke, kanker dan diabetes. “Di Indonesia tidak terlalu berbeda, yaitu stroke, penyakit jantung dan diabetes,” katanya saat peluncuran produk PRUcrisis cover benefit plus 61, Rabu (2/11).

Ia mengungkapkan, Prudential Indonesia pun mengalami kenaikan frekuensi klaim penyakit kritis hingga 14 persen. Sementara, nilai klaimnya meningkat 54 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. “Kami melihat harga rumah sakit lumayan naik. Inflasi biaya kesehatan di Indonesia mungkin double digit, diatas inflasi yang biasa, diatas 10 persen. Dengan banyak biaya rumah sakit yang mahal, maka perlu siapkan dana besar untuk operasi dan lainnya,” papar Jens.

Kepala Aktuari Prudential Indonesia Kim Eng Yeoh menambahkan, setidaknya ada 36 juta penduduk Indonesia didiagnosa menderita penyakit kritis. “Gaya hidup masa kini yang semakin sibuk dan seringkali tidak sehat membuat kemungkinan terkena penyakit kritis lebih tinggi. Setidaknya akan terjadi lonjakan penderita kanker sampai tujuh kali lipat pada 2030,” cetusnya.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan penyakit kritis juga menimbulkan kerugian finansial bagi banyak orang. Kim menghitung, biaya pengobatan penyakit kritis cukup besar, diantaranya biaya pengobatan kanker mencapai Rp 1,2 miliar per tahun dan biaya cuci darah sebesar Rp 52,8 juta per tahun. “Empat dari lima keluarga penderita kanker akan mengalami kebangkrutan,” tukasnya.

Oleh karena itu, Prudential Indonesia memperkenalkan produk asuransi tambahan terbarunya, PRUcrisis cover benefit plus 61. “Dengan hadirnya produk ini, kami berharap masyarakat terlindungi secara keuangan lebih baik lagi, sehingga apabila risiko kondisi kritis terjadi, kondisi keuangan keluarga dapat tetap terlindungi dan tujuan keuangan masa depan dapat terjaga,” pungkas Jens.

[bctt tweet=”4 dari lima 5 keluarga penderita kanker akan mengalami kebangkrutan!” username=”my_sharing”]