Kementerian Koperasi dan UKM terus berkomitmen melanjutkan program pemerintah yang melakukan reformasi total koperasi.
Hal ini terkait dengan Pengembangan Koperasi yang merupakan langkah ketiga dalam reformasi total koperasi. Dalam hal ini, Kemenkop UKM mendorong koperasi-koperasi yang memiliki omset triliunan untuk membuka cabang di luar negeri. Kemudian pengembangan koperasi yang membangun pabrik maupun usaha, termasuk membuka sekolah maupun perguruan tinggi.
Terkait dengan hal diatas, Menteri Koperasi dan UKM – Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, dua langkah dalam reformasi total koperasi sudah menunjukkan hasil.
“Seperti langkah pertama tentang Rehabilitasi Koperasi. Kemenkop dan UKM sudah membekukan sebanyak 62 ribu koperasi dari total 206 ribu koperasi secara nasional. Jumlah ini tidak saja besar, tapi terbanyak di dunia. Walaupun sumbangan pada PDB paling kecil,” ujar Puspayoga di Indramayu, Jawa Barat, pada Kamis (26/11/2015).
Menurut Puspayoga, saat ini baru 1,7 persen sumbangan koperasi pada PDB. Karena koperasi aktif yang sebanyak 147 ribu diberikan NIK (nomor induk koperasi) oleh Kemenkop dan UKM. Selanjutnya untuk mengaktifkan koperasi-koperasi yang tidak dimasukkan dalam database, akan dibina dan diberi pendampingan agar jangan sampai tidak aktif lagi.
“Peninjauan sekolah SMK Mitra Maritim yang dibangun koperasi KPL Mina Sumitra nyambung dengan program Presiden Jokowi yang mendeklarasikan koperasi harus melakukan reformasi total. Kementerian Koperasi dan UKM sudah melaksanakan, sedang dan akan terus melanjutkan ketiga langkah dalam reformasi total koperasi, yaitu Rehabilitasi, Re-orientasi, dan Pengembangan Koperasi. Pembangunan SMK Mitra Maritim oleh koperasi bentuk dari langkah pengembangan koperasi. Selain sebagai salah satu pengembangan, nanti didorong lagi agar bisa mengembangkan usaha lain, terutama memudahkan masyarakat sekitar dalam ekonpmi dan tentunya anggotan,” demikian Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga – Menteri Kemenkop UKM.