Sebagian besar laba ditopang penyaluran pembiayaan.
BCA Syariah tumbuh positif pada semester I 2017, dengan rata-rata pertumbuhan di atas 25 persen. Pertumbuhan aset malah berada di atas pertumbuhan industri perbankan syariah. Pada semester I 2017, aset BCA Syariah tumbuh 25,02 persen, sedangkan aset industri perbankan syariah tumbuh 22,8 persen per April 2017.
Catatan pertumbuhan yang paling tinggi terjadi di laba sebelum pajak, yang naik 40,03 persen year on year. Pada semester I 2016, laba BCA Syariah tercatat sebesar Rp 19,71 miliar naik menjadi Rp 26,84 miliar di semester I 2017. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditunjukkan dalam peningkatan return on asset ke level 1,05 persen dan return on equity ke level 3,64 persen.
Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan, salah satu pendorong pendapatan di BCA Syariah berasal dari penyaluran pembiayaan. Pada semester I 2017, pembiayaan BCA Syariah naik 21,09 persen (yoy), dari Rp 3,2 triliun menjadi Rp 3,88 triliun. Sebagian besar pembiayaan difokuskan ke sektor komersial dan usaha kecil dan menengah.
Selain penyaluran pembiayaan, laba juga didorong oleh efisiensi biaya. John mengungkapkan, biaya yang cukup besar adalah di dana pihak ketiga (DPK). “Kami harus bisa mengelola DPK agar biaya dana bisa ditekan dengan baik. Biaya dana BCA Syariah sudah turun 0,7 persen,” katanya dalam Media Update Kinerja Keuangan BCA Syariah Semester I 2017, Rabu (26/7).
Ia menambahkan, penurunan biaya dana pun harus dilakukan secara konsisten dengan melakukan peningkatan penghimpunan dana murah dan menurunkan biaya dana mahal secara bertahap. “Kalau biaya dana sekarang 1 persen, maka jika bisa diturunkan menjadi 0,5 persen akan bisa lebih efisien,” jelas John.
Saat ini komposisi deposito masih mendominasi DPK BCA Syariah dengan 80 persen, sehingga menyumbang porsi biaya dana yang terbesar. Namun, saat ini biaya dana BCA Syariah sudah turun dari 7 persen menjadi 6,3 persen. “Tapi tetap saja baik penghimpunan dana maupun penyaluran dana sama-sama harus efisien karena kalau tidak bisa menyalurkan pembiayaan juga dananya akan idle,” ujarnya.
Pada semester I 2017, BCA Syariah mencatat aset sebesar Rp 5,43 triliun dan DPK sebesar Rp 4,24 triliun. Rasio kecukupan modal pun memadai di level 30,99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa aspek permodalan BCA Syariah masih sangat mencukupi untuk mendukung ekspansi bisnis perusahaan.

