Mahasiswa Undip tawarkan konsep Social Maslaha dalam Pelaporan CSR Bank Syariah
[alert variation=”alert-success”]
Berita Kiriman Pembaca
Oleh: Neily Rahma, Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro[/alert]
Pelaporan corporate social responsibility bank syariah merupakan realisasi program CSR yang kental dengan tujuan pembangunan masyarakat. Namun, pelaporan CSR ini seperti tidak ada bedanya dengan CSR bank konvensional. Program CSR bank syariah perlu menekankan konsep social maslaha dalam perancangan dan pelaksanaannya.
Oleh karena itu, melalui program kreativitas mahasiswa (PKM) penelitian, empat mahasiwa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro yaitu Andi Okta Riansyah, Karimatul Hidayah, Neily Rahma, dan Maryama Tria Ruti melakukan penelitian “Analisis Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah Di Indonesia dalam Konsep Social Maslaha” yang bertujuan untuk memahami dan menganalisis informasi-informasi apa saja terkait dengan tanggung jawab sosial yang diungkapkan bank syariah dan menganalisis rekonstruksi pelaporan tanggung jawab sosial yang diungkapkan bank syariah dengan landasan Social Maslaha.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotik. Data yang dianalisa adalah pelaporan CSR Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) serta hasil wawancara dengan beberapa informan, yaitu Brand Development Officer BSM, Direktur Utama LAZNAS, Peneliti Muda Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Account Manager BMI Cabang Kalimalang Bekasi Barat, Penerima Beasiswa Yayasan Kader Surau, dan Manajer KJKS Mitra Muamalat, Banyumanik, Semarang.
Hasil penelitian menunjukkan bank syariah telah mengungkapkan aktivitas CSR dengan karakteristik masing-masing. Namun, pelaporan CSR bank syariah belum menyampaikan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas bank syariah.
Selain itu, bank syariah juga belum memenuhi prinsip transparansi terkait pembangunan berkelanjutan dalam pelaporan CSR. Dalam melakukan rekonstruksi, konsep social maslaha menekankan pada tiga bahasan, yaitu pemberdayaan masyarakat, proyek berkelanjutan, dan penyampaian informasi terkait keberjalanan program.
Rekonstruksi pelaporan CSR dengan konsep social maslaha dilakukan secara bertahap, yaitu makna CSR, program CSR; dan penyampaian pelaporan CSR. Makna CSR ditekankan pada pencerdasan dan perbaikan SDM yang akhirnya akan menimbulkan efek snowball dalam industri syariah.
[bctt tweet=”Pelaporan CSR bank syariah belum menyampaikan dampak aktivitas CSR-nya” username=”my_sharing”]
Makna ini diimplementasikan pada program CSR yang difokuskan pada pemberdayaan masyarakat. Akhirnya, hasil dari aktivitas tersebut disampaikan dengan menekankan unsur konsistensi program, nilai jangka panjang yang akan dicapai, dan pengungkapan secara penuh atas pelaporan CSR bank syariah. “Harapannya, konsep social maslaha dapat digunakan pada pelaporan CSR bank syariah di Indonesia kedepannya,” ujar ketua tim PKM-P, Andi Okta Riansyah dari jurusan akuntansi.


