Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi Madinah

[sc name="adsensepostbottom"]

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang Nabi pun yang meninggal dunia, kecuali dia dikuburkan di tempat dia meninggal”.

Ketika Rasululllah SAW wafat, terjadi diskusi tentang di mana tempat dan bagaimana cara pemakaman Beliau. Ada yang mengusulkan di dalam masjid, di sekitar tempat mimbar Beliau. Ada pula yang mengusulkan agar beliau dimakamkan di pemakaman umum kaum Muslim, yaitu Baqi’, suatu tempat yang lokasinya sekitar beberapa puluh meter arah Timur masjid Nabawi. Tetapi Abu Bakar menyampaikan bahwa Beliau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tidak ada seorang Nabi pun yang meninggal dunia, kecuali dia dikuburkan di tempat dia meninggal”.

Berdasarkan sabda itulah semua pihak sepakat untuk menggali liang lahat di bawah tempat pembaringan Rasulullah SAW wafat saat itu dan menguburkan Beliau disana. Nabi SAW dimakamkan dengan menghadap ke kiblat. Abu Bakar dikuburkan di lokasi yang sama. Sayyidina Abu Bakar dibaringkan di belakang Rasulullah SAW. Kepala jasad Sayyidina Abu Bakar diletakkan lebih kurang sejajar dengan bahu Nabi SAW. Sayyidina Umar juga dimakamkan di tempat yang sama, dan diletakkan di belakang jasad Sayyidina Abu Bakar RA. Sementara pakar berpendapat bahwa posisi jasad Umar berada di belakang jasad Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.

Betapapun perlu diketahui bahwa jarak antara ketiga makam itu sangat berdekatan, hanya satu dua langkah, dengan demikian lokasi makam tidaklah seluas apa yang terlihat oleh peziarah dewasa ini. Bahkan makam Nabi SAW dan kedua sahabat beliau itu tidak terlihat dari luar. Yang terlihat hanya bangunan dengan empat buah pintu berhiaskan kaligrafi berwarna keemasan.

Terdapat empat buah pintu di makam Rasulullah SAW :

  1. Pintu sebelah selatan mengarah ke kiblat dinamai pintu at-Taubat
  2. Pintu sebelah timur dinamai pintu Fatimah
  3. Pintu sebelah utara dinamai pintu Tahajjud
  4. Pintu sebelah barat mengarah ke Raudhah (sudah ditutup)