Peluncuran buku bertajuk “Kesultanan Aceh dan Turki-Antara Fakta dan Legenda”, karya Dr Mehmet Ozay, siap diluncurkan pada 19 November 2014 mendatang.

Aktivis kebudayaan, Thayeb Loh Angen mengatakan sejarah adalah suluh penerang bagi suatu bangsa baik di tengah di zaman gemilangnya yang terang benderang maupun ditengah jatuh runtuhnya.Rentang jarak waktu yang disebut di dalam sejarah adalah awal mulanya bumi dan manusia sampai hari ini.
Lebih lanjut Thayeb menegaskan karena tidak terhitung sekalian zaman itu, niscaya untuk bisa memahaminya. Manusia mesti mengambil satu atau beberapa masa saja di dalam sejarah. Di dalam buku Mehmet Ozay ini, masa sejarah yang diambil adalah berkisar waktu sejak peristiwa Lada Sicupak yang terjadi pada tahun 1560-an Masehi.
“Yang paling penting dengan adanya buku Mehmet Ozay ini, orang Aceh atau siapa saja bangsa di dunia ini bisa tahu bagaimana pandangan orang Turki terhadap sejarah Lada Sicupak yang sangat dibanggakan oleh orang Aceh,” tegas Thayeb, seperti dilansir dari Islampos, Senin (3/11).
Buku karya Mehmet ini merupakan pengakuan orang Turki atas sejarah hubungan Aceh dengan Turki. Dan sekalipun buku ini singkat, namun mengemukkan data-data penting tentang hubungan Aceh dengan negeri Turki di dalam sejarah karena Mr Mehmet Ozay turut memakai acuan (referensi) dari pada buku dan artikel berbahasa Turki. Yang tentu saja tidak bisa dilakukan oleh Denis Lombard dan lainnya.

