Model Pengembangan Wakaf Produktif Dompet Dhuafa

[sc name="adsensepostbottom"]

Wakaf sebagai salah satu instrumen filantropi dalam Islam dikenal mayoritas publik lebih bersifat sosial. Padahal, wakaf dengan model produktif dapat lebih bermanfaat.

Launching Buku 1APerguruan Islam Al Syukro Universal yang diwakafkan kepada Dompet Dhuafa bisa menjadi salah satu model pengembangan wakaf produktif. Perguruan Islam yang berlokasi di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan ini terdiri dari pendidikan TK, SD, dan SMP Islam Al Syukro.

“Sejak tanggal 2 November 2010, Perguruan Islam Al Syukro Universal di atas tanah 2,75 hektar telah diwakafkan kepada Yayasan Dompet Dhuafa Republika, sebagai nadzir (pengelola wakaf). Wakaf ini dilakukan dengan tujuan agar harta benda wakaf dapat dilanjutkan pengelolaan dan pengembangannya menjadi lebih maju ke depannya,” ungkap Penasehat sekaligus Pendiri Perguruan Islam Al Syukro Buli Oskar Surjaatmadja, saat acara Halal Bi Halal Dompet Dhuafa dan Peluncuran Buku ‘Sekilas Kesan dan Pesan Perjalanan 20 Tahun YAWADAI & Al Syukro”, Rabu (20/7).

Sebelumnya, Perguruan Islam Al Syukro Universal dikelola oleh Yayasan Wakaf Daar Asykaril ‘Ibaad (YAWADAI). Dengan penyerahan pengelolaan dan pengembangan aset wakaf ke Dompet Dhuafa diharapkan Perguruan Islam tersebut lebih maju dengan memiliki lembaga pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

Dompet Dhuafa pun terus-menerus melakukan inovasi dalam mengembangkan pengelolaan aset-aset wakaf. Aset wakaf tersebut terus diputar secara akuntabel sehingga berfungsi produktif, dan menghasilkan surplus yang terus dapat dialirkan tanpa mengurangi modalnya. “Wakaf menjadi salah satu instrumen besar dalam mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa karena sifatnya yang berkelanjutan,” ungkap Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ismail A Said.

Ismail pun mencontohkan Perguruan Islam Al Syukro Universal yang diwakafkan kepada Dompet Dhuafa. Al Syukto menjadi salah satu model pengembangan wakaf produktif Dompet Dhuafa. Dengan sekolah ini Dompet Dhuafa fokus mencetak siswa berkualitas dengan pengelolaan manajemen yang handal, mandiri finansial, dan juga mampu untuk terus mengembangkan fasilitas pendidikan.

Selain itu, Ismail juga mencontohkan lahan wakaf yang dibangun kontrakan di bilangan Ciledug, Kota Tangerang, beberapa Rumah Toko (Ruko) dan Food Court di Bekasi, juga Training and Meeting Centre di Gedung Wardah, Karawaci. “Semua aset wakaf itu disewakan kepada masyarakat dan hasilnya digunakan untuk program pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

[bctt tweet=”Wakaf menjadi instrumen penting untuk memberdayakan dhuafa” username=”my_sharing”]

Semua bisnis sosial di atas dikelola Dompet Dhuafa sebagaimana usaha pada umumnya, berorientasi pada pengelolaan yang efektif dan efisien serta mampu menghasilkan surplus seoptimal mungkin. “Dengan demikian, upaya untuk membangun umat, mengangkat harkat dan martabat kaum dhuafa menjadi lebih maksimal karena transparan dan akuntabel selain ditopang sumber pendanaan yang terus berkembang, melalui wakaf produktif termasuk penguatan di bidang pendidikan,” pungkas Ismail.