Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Starvision Plus menandatangi nota kesepahan pembuatan film yang mengangkat tokoh Buya Hamka. Sosok Buya Hamka dipilih karena kapasitasnya sebagai Ketua MUI pertama dan menyebarkan nilai-nilai perjuangan Islam.

Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Ketua Umum MUI Din Syamsuddin dan Direktur Utama Produser Starvision Plus, Chand Parwez, di kantor MUI Pusat Jakarta, Selasa (6/12). “Saya menyambut baik kerjasama ini dan berharap film ini dapat diputar di bioskop-bioskop pada perayaan Idul Adha tahun 2015 ini,” kata Din, kepada MySharing, disela-sela acara.
Ia menuturkan, Buya Hamka dikenal sebagai sosok multidimensional. Beliau seorang ulama besar dan pernah menjadi Ketua Umum MUI, karya-karya novelnya pun sudah difilmkan dilayar lebar seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah dan lainnya. “Buya Hamka adalah seorang autodidak yang menjadi pujangga, satrawan dan budayawan yang menebarkan buku tentang keIslaman bagi generasi muda,” kata Din.
Sementara, Chand Parwez mengaku senang membuat film ini, karena Buya Hamka adalah sosok idolanya, dan ini adalah amanat yang besar baginya. Setelah penandatangan nota kesepahaman ini, Starvision sudah bisa mulai bekerja untuk menyusun bagian mana yang menarik dan Buya Hamka. Karena menurut Chand, seluruh bagian dalam kehidupan Buya Hamka sangat menarik, namun tidaklah mungkin mengangkat seluruhnya dalam sebuah film. “Kita akan coba merangkum bagian yang paling menarik dari kehidupan Buya Hamka. Starvision akan dibantu oleh keluarga Buya Hamka yang mengenal Buya dan diharapkan cerita ini menjadi bagian unik dan dibutuhkan untuk menjadi bagian dari pencerahan,” kata Chand.
Menurutnya, film ini harus menjadikan tontotan yang memikat, menyenangkan dan mencerahkan. Ada sisi romantisme kehidupan Buya Hamka, yang kemudian menjadikan Buya sebagai seorang autodidak. “Saya berharap film ini bukan hanya tontonan seperti dokumentasi, tapi sebuah tontotan yang memberikan sentuhan-sentuhan rasa. Sehingga kita bisa ikut terharu, senang, kagum dan tentunya saat pulang dari bioskop bisa membawa pesan positif dari aura sosok Buya,” cetusnya.
Yusron Rusydi Hamka, cucu Buya Hamka yang bergabung dalam tim pembuatan film mengatakan, sosok Buya bukan hanya milik keluarga, tetapi sudah menjadi milik umat Islam. Ia menyampaikan, isi film ini akan banyak mengambil inspirasi dari buku yang dikarang Buya Hamka.” Karya-karya Buya selalu mengedepankan rasa cinta dalam kehidupan sehari-hari yang berujung kepada Allah SWT,” kata Yusron.
Film ini juga akan berangkat dari ketokohan Buya Hamka yang konsiten, Buya yang toleran dan menempatkan akidah berada di atas segalanya. “Buya tidak mengkafir-kafirkan, tetapi justru menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamiin,” tegas Yurson.

