Saat ini secara global Fintech sudah berkembang sangat pesat dan memiliki pangsa pasar yang besar. Namun bagaimanakah prospeknya di Indonesia?

“Dalam konteks inklusi keuangan, berbagai layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh Fintech tersebut memiliki potensi besar dalam mendorong perluasan akses keuangan bagi masyarakat, khususnya masyarakat terpencil dan unbanked people, melalui keunggulannya dalam hal kecepatan, efisiensi dan akuntabilitas,” jelas Muliaman.
Menurut Muliaman, dengan efisiensi sistem yang dimiliki, Fintech Company mampu menawarkan akses keuangan dengan biaya operasional yang lebih kompetitif. Didukung dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti mobile phone, maka potensinya dalam mendorong peningkatan akses keuangan bagi masyarakat luas menjadi sangat besar.
“Dalam perkembangannya di Indonesia saya melihat bahwa Fintech telah berupaya membangun koordinasi dan sinergi dengan pemerintah dalam membangun ekosistem dan mendayagunakan teknologi finansial untuk memperluas jangkauan dan memperdalam penetrasi layanan jasa keuangan di Indonesia,” papar Muliaman lagi.
Lebih lanjut dijelaskan Muliaman, banyak potensi yang bisa digarap oleh Fintech Company, karena mereka dapat bersinergi dengan industri keuangan lokal seperti BPD, BPR, koperasi dan lembaga keuangan mikro agar mampu bersaing dengan lembaga keuangan
yang lebih mapan, melalui pemanfaatan teknologi informasi yang relatif lebih murah dan efisien.
“Fintech juga dapat dikembangkan untuk merangkul jutaan masyarakat Indonesia untuk masuk ke dalam sektor jasa keuangan, melalui penyediaan kemudahan akses terhadap berbagai produk produk keuangan yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat, seperti antara lain EDcash/ED wallet, basi& saving account, reksadana, asuransi mikro, serta pembiayaan UKM dan Start Up,” demikian Muliaman D. Hadad, Ketua DK OJK.
[bctt tweet=”OJK: Fintech mampu menawarkan akses keuangan berbiaya murah ” username=”my_sharing”]

