Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus sebesar 2,4 miliar dolar AS pada triwulan IV 2014. Secara keseluruhan NPI 2014 mencatat surplus 15,2 miliar dolar AS setelah sebelumnya mengalami defisit 7,3 miliar dolar pada 2013

Namun demikian, surplus transaksi modal dan finansial ini masih lebih rendah dibandingkan dengan surplus triwulan III 2014 yang sebesar 14,7 miliar dolar. Ini disebabkan oleh keluarnya dana asing dari instrumen portofolio rupiah di bulan Desember 2014 yang dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terkait rencana kenaikan Fed Fund Rate akibat rilis data perbaikan ekonomi AS.
Di sisi lain, defisit transaksi berjalan triwulan IV 2014 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan defisit 7 miliar (2,99% PDB) pada triwulan III 2014. Perbaikan kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang seiring naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunnya defisit neraca perdagangan migas. Baca: Realisasi Ekonomi Makro di 2014 Meleset Dari Target
Secara umum, surplus NPI triwulan IV 2014 tersebut pada gilirannya mendorong kenaikan posisi cadangan devisa dari 111,2 miliar dolar AS pada akhir triwulan III 2014 menjadi 111,9 miliar dolar pada akhir triwulan IV 2014. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada Januari 2015, posisi cadangan devisa pun kembali meningkat menjadi 114,2 miliar dolar AS.
Menutup tahun 2014, kinerja NPI secara keseluruhan mencatat perbaikan signifikan dengan surplus 15,2 miliar dolar. Perbaikan tersebut ditopang oleh menyusutnya defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Baca: Tantangan Industri Keuangan di 2015 Tidaklah Ringan
Defisit transaksi berjalan menurun menjadi 26,2 miliar dolar (2,95% PDB) dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 29,1 miliar dolar (3,18% PDB). Perbaikan kinerja tersebut terutama dipengaruhi oleh menurunnya impor akibat melemahnya permintaan domestik sebagai dampak dari moderasi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dari sisi ekspor, meskipun ekspor secara keseluruhan menurun, ekspor manufaktur yang membaik, sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi AS, juga turut membantu perbaikan kinerja tersebut.
Selain itu, menyusutnya defisit neraca jasa dan meningkatnya surplus neraca pendapatan sekunder pun turut berkontribusi terhadap perbaikan kinerja transaksi berjalan. Surplus transaksi modal dan finansial tahun 2014 mencapai 43,6 miliar dolar, meningkat dari 22 miliar dolar pada 2013. Meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial ini didorong oleh kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia. Baca: Investor PeDe Bangun Pabrik di Indonesia
Bank Indonesia pun memperkirakan kinerja NPI ke depan terus membaik ditopang oleh struktur transaksi berjalan dan transaksi modal dan finansial yang lebih baik. Turunnya harga minyak dunia dan reformasi subsidi pemerintah akan memperbaiki defisit transaksi berjalan migas, walaupun meningkatnya impor nonmigas terkait dengan proyek pemerintah di bidang infrastruktur agak menahan perbaikan defisit transaksi berjalan. Sedangkan, di sisi transaksi modal dan finansial, membaiknya fundamental ekonomi sejalan dengan reformasi struktural yang terus berlangsung akan mendorong arus modal masuk, baik investasi asing langsung maupun investasi portofolio.

