NKRI Itu Gagasan Mohammad Natsir, MASYUMI

Adalah kejahatan besar jika ada orang atau kelompok orang yang mengatakan bahwa umat Islam itu anti NKRI. Karena NKRI sendiri adalah hasil gagasan dan jerih payah Masyumi, karya ihlas umat Islam.

Demikian Dr. Masri Sitanggang ketika ditemui di rumahnya dalam rangka memperingati Hari Mosi Integral Mohammad Natsir.

Bangsa Indonesia ini mengalami dua kali Proklamasi. Pertama adalalah Proklamasi Kemerdekaan , menyatakan bebas dari penjajahan Belanda, pada 17 Agustus 1945. Kedua Proklamasi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kata Masri Sitanggang.

Bagi Rakyat Indonesi yang sungguh-sungguh mencintai NKRI, tanggal 3 April adalah hari yang sangat bersejarah. Hari yang tidak boleh dilupakan oleh segenap bangsa Indonesia. Peristiwa sangat penting bagi sejarah Bangsa Indonesia terjadi pada 3 April 1950, di mana Mohammad Natsir dari Fraksi Partai Islam Masyumi, di depan Parlemen sementara Republik Indonesia Serikat (RIS), menyampaikan gagasannya agar Indonesia (yang waktu itu berbentuk Negara Serikat) menjadi Negara Kesatuan. Pewristiwa ini dikenal sebagai Mosi Integeral Mohammad Natsir.

Hanya dalam waktu empat bulan, Mohammad Natsir dan Masyumi dengan partainya Masyumi berhasil meyakinkan para kepala negera bagian di seluruh tanah air untuk bersedia dengan sukarela membubarkan diri dan membentuk satu negara bersama bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah peristiwa luar biasa, pembubaran 16 negara bagian tanpa sengketa, apalagi pertumpahan darah. Kemudian terbentuknya NKRI itu diproklamirkan pada 17 Agustus 1950 oleh Presiden Soekarno.

“Saat proklamasi 17 Agustus 1945, kita masih dalam bentuk menyatakan Kemerdekaan dari penjajah Belanda. Kemudian, dalam Perjanjian Roem-Royen diputuskan bahwa bentuk negara kita adalah RIS (Republik Indonbesia Serikat) atau federal yang terdiri dari beberapa negara bagian,” lanjut Masri Sitanggang yang menjadi Ketua Gerakan Islam Pengawal NKRI.
“Pak Natsir mendatangi ulama dan tokoh-tokoh di setiap negara bagian itu, memberi pengertian agar bersedia bersatu. Termasuk yang tidak boleh dilupakan ialah bagaimana tokoh Aceh Daud Beurueh yang memberi kepercayaan kepada Pak Natsir sehingga mereka membubarkan Sumatera Timur,” ujar Masri.

“Jadi, NKRI ini adalah karya besar Masyumi, karya besar Ulama dan umat Islam; sumbangsih besar Umat Islam kepada Bangsa Indonesia setelah pengorbanan mereka sebelumnya yakni menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta,” ujar Masari Sitanggang yang juga pengurus MUI Kota Medan ini.

Sehingga, lanjut Masri, adalah kejahatan besar jika ada orang atau kelompok yang mengatakan bahwa umat Islam itu anti NKRI. Padahal NKRI sendiri ialah hasil karya Masyumi dan umat Islam.

“Semangat mempersatukan bangsa dan juga ingin melanjutkan torehan karya-karya besar Masyumi inilah yang menjadi dasar untuk menghidupkan Masyumi kembali,” ujar Masri mengaitkan dengan adanya gerakan menghidupkan kembali Masyumi yang disebut “Masyumi Reborn”.

“Masyumi Reborn hadir untuk mempersatukan. Memang sekarang kita tidak terpecah secara teritorial atau daerah kekuasaan tetapi masyarakat sekarang sudah terpecah belah. Masyakat kita telah dipenuhi rasa curiga sesame anak bangsa; sudah terjadi polarisasi; saling tuding dan terhasut oleh adu domba yang kalau dibiarkan akan menjadi malapetaka. Jadi Masyumi Reborn itu ada untuk melanjutkan keutuhan NKRI dan keutuhan masyarakat dan bangsa ini,” ujar Masri.

Terkait dengan jargon, Partai Politik Islam Ideologis, Masri menyebut Masyumi dengan ideologinya sudah terbukti dalam mempersatukan, menserasikan pemerintah dengan rakyat, mensejahterakan rakyat dan menegakkan keadilan. “Karena kita ingin mewujudkan Islam sebagai rahamatan lil alamin”, ujarnya lagi.

#MasyumiReborn hadir untuk mempersatukan! Click To Tweet

“Ketika nilai-nilai Islam itu diterapkan tidak ada yang keberatan. Salah satunya adalah keadilan begitu juga menjalin persatuan,” pungkas Ketua Panitia Persiapan Pembentukan Partai Islam Ideologis (P4II) itu.