OJK Dorong Reksadana Mikro

[sc name="adsensepostbottom"]

Langkah memperluas jangkauan masyarakat terhadap akses keuangan tak hanya terbatas pada produk perbankan maupun asuransi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut mendorong perusahaan manajemen aset untuk menyediakan produk reksadana mikro.

OJK Dorong Reksadana MikroKepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida, mengatakan reksadana mikro merupakan produk yang nilai investasinya cukup kecil, yaitu sekitar Rp 100 ribu. Melalui reksadana ini diharapkan dapat terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah yang ingin berinvestasi.

“Hal ini akan terus diupayakan supaya semakin meluas jangkauannya dan terus ditingkatkan dengan adanya agen penjual reksadana ke daerah dan lebih menjangkau masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, sehingga reksadana mikro banyak dimiliki investor yang tidak terlalu besar nilai investasinya,” kata Nurhaida. Ia menambahkan sejak Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal diluncurkan beberapa waktu lalu sudah ada pula beberapa perusahaan manajemen aset yang menerima pembukaan rekening nasabah reksadana dengan nilai Rp 100 ribu.

Nurhaida menuturkan jumlah investor domestik harus terus ditingkatkan. Pasalnya, di pasar modal saja sekitar 64 persen saham dimiliki oleh asing. Jadi ketika ada pembagian deviden, pihak asing-lah yang mendapat sebagian besar keuntungan. “Daripada manfaatnya lari keluar, akan lebih baik jika keuntungan deviden dibagi merata ke investor lokal,” cetus Nurhaida. Karena itulah OJK mendorong masuknya investor domestik ke pasar modal. Baca: Investasi di Reksadana Syariah, Yuk!

Nurhaida menambahkan perkembangan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan unsur yang ada di sektor keuangan, salah satunya pasar modal. Namun kontribusi pasar modal Indonesia masih rendah daripada sektor keuangan lainnya. Oleh karena itu, salah satu langkah untuk memperkenalkan pasar modal Indonesia ke masyarakat adalah melalui kerjasama dengan kampus, sosialisasi ke seluruh masyarakat baik kelas menengah, kalangan universitas, mahasiswa, bahkan hingga ke kalangan ibu rumah tangga dan pesantren.

“Kenapa sosialisasi ke mahasiswa yang mungkin belum punya dana cukup untuk berinvestasi di pasar modal? Ingat bahwa investor muda akan menjadi pelaku ekonomi dalam 10 tahun ke depan. Jumlah mereka banyak tapi mungkin nilainya tidak signifikan, jadi kita ingatkan ini untuk masa depan dan harus dilakukan bersama,” tukas Nurhaida. Baca Juga: Imbal Hasil Reksadana Syariah Lebih Tinggi