(Ki-ka) : Kusumaningtuti S (anggota dewan komisioner OJK merangkap Kepala edukasi dan peindungan konsumen), Firdaus Djaelani ( Anggota Dewan Kominioner merangkap Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK), Rahmad Waluyanto (Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK), Muliaman D Hadad ( Ketua Dewan Komisioner OJK), Nurhaeda ( Kepala Pasar Modal OJK), Ilya Avianti ( Anggota Dewan Komisioner OJK) saat konfpres di gedung OJK, Jakarta, Jumat (30/12).

OJK Proyeksikan Total Aset Perbankan 2017 Capai Rp 7.352 Triliun

[sc name="adsensepostbottom"]

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pertumbuhan industri perbankan 2017 akan lebih baik dari tahun 2016.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pertumbuhan perbankan tahun 2017 akan lebih baik,  dikarena dukungan keberhasilan program Pengampunan Pajak (tax amnesty) untuk pembiayaan infrastruktur, pemulihan harga komoditas dan perbaikan ekonomi global.

” Terkait Outlook 2017, saya sampaikan perbankan Indonesia pada tahun 2017 jauh lebih baik dari tahun 2016,” kata Muliaman  pada konferensi pers Kinerja OJK 2016 dan Kebijakan OJK serta Outlook Sektor Jasa Keuangan 2017, di Gedung OJK, Jakarta, Jumat (30/12).

Disampaikan Muliaman, total aset, kredit dan dana pihak ketiga (DPK)  industri perbankan tahun 2017 diproyeksikan akan tumbuh masing-masing sebesar 11,28 persen yoy, 13,25 persen yoy, dan 11,94 persen yoy. “Sehingga menjadi masing-masing sebesar Rp 7.352 triliun untuk total aset, Rp 4.995 triliun untuk kredit, dan DPK  Rp 5.304 triliun,” jelas Muliaman.

Adapun disektor pasar modal, menurut Muliaman, beberapa aturan yang telah dikeluarkan dan kebijakan yang telah diambil di tahun 2016, diyakini akan mulai membuahkan hasil pada 2017 mendatang, dengan dasar optimisme OJK.

Yakni jelas Mualiman, dana repatriasi dari wajib pajak tax amnesty akan mulai mengalir deras ke pasar modal. Relaksasi aturan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), Kontak Pengelolaan Dana (KPD), dan produk investasi dalam rangka mendukung kebijakan tax amnesty akan mulai bermuara pada penambahan produk-produk investasi di pasar modal yang lebih beragam dan menarik di tahun 2017 mendatang.

Begitu juga dengan aturan segmentas perizinan Wakil Perantara Perdagangan Efek akan mulai dimanfaatkan oleh banyak individu untuk berkarir di pasar modal. “Sehingga akan menambah jumlah front liners atau individi-individu yang akan menjadi ujung tombak pengembangan investor retail domestik di tanah air,” ujar Muliaman.

Selain itu, OJK juga akan menerapkan Aturan Agen Perantara Pedagan Efek dan regulasi terkait dengan Gerai Penjualan Efek Reksa Dana akan mulai dimanfaatkan oleh lembaga jasa keuangan dan mini market di daerah untuk memasarkan efek reksa dana di berbagai pelosok yang selama ini tidak atau belum terjangkau oleh perusahaan efek.

Sementara itu, dengan telah diterbitkan UU No.9 tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisi Sistem Keuangan (PPKSK), saat ini kata Muliaman, OJK sedang menyusun ketentuan sebagai tindak lanjut UU tersebut, yaitu pertama POJK mengenai rencana aksi (recovery plan) bagi bank sistemik.

Kedua, POJK mengenai tindak lanjut pengawasan dan pengawasan status bank, dan ketiga adalah POJK mengenai Bank Perantara, yang diharapkan akan terbit pada kuartal kedua tahun 2017.

[bctt tweet=”OJK: Perbankan Indonesia pada 2017 akan lebih baik dari 2016″ username=”my_sharing”]

Pada kesempatan ini, Muliaman menyampaikan bahwa Outlook sektor jasa keuangan lebih detil akan paparkan secara rinci pada pertemuaan tahunan pelaku industri keuangan 2017 yang akan dilaksanakan pada 13 Januari 2017 mendatang.