Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar pelaksanaan Seminar Internasional Keuangan Syariah tahun 2014 di Surabaya, 3-4 November 2014.

Seminar berskala internasional ini dibuka langsung oleh Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad dan kemudian akan diikuti beberapa pembicara kunci seperti Gubernur Bank Indonesia Agus D.W.Martowardojo, Gubernur JawaTimur Soekarwo serta Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmed Mohammed Ali.
Dalam dua hari, seminar ini mendiskusikan dan mencari jalan untuk memahami arah pengembangan keuangan syariah yang dilakukan oleh berbagai pihak yang menjadi stakeholders keuangan syariah seperti otoritas, organisasi internasional, pelaku bisnis maupun industri keuangan syariah sendiri.
Beberapa isu utama yang dibahas dalam seminar ini adalah: (1) Financial Conglomeration and Integrated Supervision; Lesson learnt for Islamic Finance, (2) New Path in Creating Growth of Islamic Finance : Lesson Learnt and Direction Ahead, (3) Revealing the Development of Indonesian Islamic Non Bank Industry and Its Support to Provide a better financial access to Middle-Low Income Household, (4) Business Opportunities in Assets Securitization to support Islamic Capital Market Development, and , (5) Opportunities of Islamic Finance for More Ethical and Sustainable Business in Supporting the Sustainable Economic Development.
Perkembangan keuangan syariah dunia telah bertumbuh dengan pesat, terlihat dari total aset sebesar USD 137 milyar di tahun 1996, dan diperkirakan telah mencapai USD 1.8 triliun pada tahun 2013 atau sekitar 13 kali lipat dalam kurun waktu 17 tahun.
Walaupun begitu, menurut McKinsey Global Institute total aset keuangan global tahun 2012 mencapai USD 225 triliun dan jika diasumsikan pertumbuhannya sebesar 5 persen, maka total aset keuangan global tahun 2013 menjadi USD 236 triliun, sehingga total aset keuangan syariah global hanya mencapai 0.8 persen, meskipun di beberapa negara pangsa pasar keuangan syariahnya telah mencapai di atas 20 persen dari total sistem keuangannya.
Sementara total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 476 triliun atau sekitar USD 41.4 milyar dengan komposisi a.l. terdiri dari perbankan syariah 52 persen, surat berharga syariah negara(SBSN) 35 persen dan industri keuangan non bank syariah 8.8 persen serta pangsa pasar keuangan syariahnya masih di bawah 10 persen (Desember 2013).
Selain itu berdasarkan laporan terkait perkembangan keuangan syariah internasional, Indonesia bersama Malaysia, Saudi Arabia, UAE termasuk dalam negara yang akan menjadi the driving factors behind the next big wave in Islamic finance in the world maupun menjadi referensi pengembangan keuangan syariah dunia (Sumber : E & Y, World Islamic Banking Competitiveness Report, 2013 2014, GIFR report 2013).
Seminar ini dihadiri peserta dari beberapa negara seperti Malaysia, Pakistan, Bahrain, Yaman, Maldives, Mauritania, Amerika Serikat, Indonesia, Kazakhstan dan Saudi Arabia, dengan pembicara a.l. : VP Global Partnership IFC, The World Bank, Karin Finkelston ; Director General IRTI- IDB, Azmi Omar; Director, Supervision, Dubai Financial Services Authority, UAE, Prasanna Seshachellam ; CEO Cagamas Bhd, Malaysia, Chung Chee Leong ; CEO Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dan Deputy Secretary General of Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), Bahrain, Khairul Nizam.

