Dalam rangka menyebarkan Islam Rahmatan Lil Alammin, Pimpinan Pusat Nahdlatul Ulama (PBNU) akan menggelar International Islamic Culture Expo pada 13 Oktober 2015 mendatang.

Menurutnya, acara ini merupakan respon terhadap isi pidato Presiden RI Joko Widodo dalam pembukaan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke 60 pada April 2015 lalu. “Jokowi berbicara tentang pentingnya membangun tatanan ekonomi baru dan upaya untuk menghentikan tindak kekerasan aksi radikal dan terorisme,” kata Mansyur kepada MySharing di Jakarta, belum lama ini.
Dalam pidatonya, lanjut dia, Presiden Jokowi berpendapat upaya tersebut tidak dapat dilakukan oleh lembaga ekonomi yang sudah mapan seperti IMF, Bank Dunia, dan ADB. Namun perlu dilakukan reformasi arsitektur keuangan global untuk menghilangkan sekelompok negara terhadap negara lain.
“Ini merupakan upaya untuk memberikan pemahaman yang benar dan lurus tentang makna jihad, mempersempat ruang gerak terorisme, mencegah kelompok radikal agar tidak menjadi organisasi teroris, serta menggalang kerja sama dan membangun satu sistem untuk membuat kawasan bebas terosisme,” papar Mansyur.
Terkait dengan tema “Meneguhkan Sistem Ekonomi Keuangan Islam untuk Dunia,” Mansyur mengatakan, yaitu dimaksudkan untuk memasyarakatkan sistem ekonomi keuangan Islam, memperkuat ekonomi keuangan syariah sebagai solusi alternatif dari sistem ekonomi konvesional yang dianggap gagal.
“Acara ini juga mendorong negara-negara Islam untuk mempraktekkan sistem ekonomi keuangan Islam, dan menjadikan ekonomi keuangan Islam sebagai kekuatan utama dan kerja sama negara-negara Islam,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, seminar international dan ekspo budaya Islam ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kejayaan Islam di masa lampau. Sehingga menurutnya, umat Islam perlu belajar dari sejarah untuk melakukan inovasi dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman menuju terwujudnya peradaban manusia yang luhur.
“Islam bukan hanya teologi ibadah atau ritual saja. Islam adalah dinul tsaqofah wa hadarah wal insaniyah. Islam adalah agama yang membangun peradaban dan kemanusian,” kata Said.
Seminar international dan ekspo budaya Islam ini akan menghadirkan pembicara diantaranya Kepala Bappenas Dr Sofyan Jalil, Dr. H As’as Said Ali, Prof Dr Akhmad Muzakki (pakar studi terorisme), KH. Mutofa Bisri, Muliaman D Hadad (Ketua Dewan Komisioner OJK), Dr Abdul Jalil, dan Komjen Pol Saud Usman.
Adapun pembicara dari luar negeri adalah Karen Amstrong (penulis buku A History of God), Direktur Syaria Academy, UII Islamabad Prof Dr M Tahir Mansoori, Wakil Direktur IMF Min Zhu dan Laurent Booth dan muallaf wartawan BBC.

