Investasi manulife
(Ki-ka): Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Endro Andanawarih dan Chief of Employee Benefits Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nur Hasan Kurniawan, dalam pemaparan Manulife Investor Sentimen Index (MISI) kuartal I 2014, Selasa (10/6).

Pemahaman Investasi Indonesia Masih Minim

[sc name="adsensepostbottom"]

Kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif memang turut mendongkrak sentimen positif investor terhadap instrumen investasi. Namun sentimen tersebut belum diikuti oleh keputusan investasi karena masih minimnya pengetahuan finansial.

Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Endro Andanawarih, mengatakan dari laporan MISI mengenai pengetahuan finansial investor sebanyak 35 persen investor merasa memiliki pengetahuan finansial yang cukup, tetapi hanya 10 persen dari mereka yang menjawab pertanyaan tentang investasi dengan benar. Sementara di Amerika sebanyak 39 persen investor menjawab pertanyaan investasi dengan benar. “Jadi pengetahuan finansial masyarakat masih minim, hanya tujuh persen masyarakat Indonesia yang tahu pasar modal dan kurang dari satu persennya menggunakan produk pasar modal,” cetus Putut dalam pemaparan Manulife Investor Sentimen Index (MISI) kuartal I 2014, Selasa (10/6).

Investasi manulife
(Ki-ka): Direktur Pengembangan Bisnis Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Endro Andanawarih dan Chief of Employee Benefits Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nur Hasan Kurniawan, dalam pemaparan Manulife Investor Sentimen Index (MISI) kuartal I 2014, Selasa (10/6).

Sementara jika dilihat dari hal-hal yang mempengaruhi investor untuk memindahkan 10 persen dana tunai menjadi investasi, imbal hasil tinggi menjadi pertimbangannya. Survei MISI menyebutkan jika imbal hasil investasi 9 persen, maka persentase investor yang akan membeli produk investasi sebesar 77 persen. Jika imbal hasil 6 persen, investor yang berminat beralih sebanyak 54 persen, sedangkan jika imbal hasil 3 persen investor yang berminat 27 persen. “Ini menggambarkan karakteristik investor Indonesia sangat konservatif, mendahulukan return aman, pasti, dan adanya jaminan,” tukas Putut.

Laporan MISI juga menyatakan bahwa pengaruh terbesar investor dalam mengambil keputusan investasi sebanyak 72 persen berasal dari keluarga/teman, 35 persen informasi dari media, dan 20 persen staf industri. Untuk lebih meningkatkan edukasi ke masyarakat, Manulife juga bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan dalam hal Literasi Keuangan.

Konsep 3i

Di sisi lain, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, mengatakan bahwa masyarakat harus memahami bahwa inflasi akan mengurangi daya beli mereka. “Untuk dapat mempertahankan standar hidup di masa pensiun, mereka perlu mempertimbangakn untuk menginvestasikan uang mereka agar dapat mengalahkan inflasi,” ujar Legowo.

Oleh karena itu, untuk membantu masyarakat dalam memahami pentingnya menyiapkan dana di masa pensiun, Manulife pun memperkenalkan sebuah konsep. “Kami memperkenalkan konsep sederhana yang kami sebut 3i, yaitu insyaf, irit, invest,” cetus Legowo.

Putut menambahkan mulai dari insyaf berarti harus tahu dan sadar untuk mempersiapkan pensiun. “Kalau investor sudah punya investasi maka bisa mempersiapkan, biasanya mikirnya kalau mau investasi mikirnya perlu uang banyak dan waktu, tapi ternyata tidak harus seperti itu,” kata Putut.

Hal tersebut pun membawa ke langkah kedua yaitu irit, berapa yang dapat dihemat dan mengalokasikan pendapatan untuk investasi. Dan, jika sudah bisa irit menyisihkan uang, lalu melakukan investasi. “Untuk investasi jangan menunda, dan dalam merencanakan pensiun bukan besok tapi mulai dari sekarang,” pungkas Putut.