Adira Finance Syariah mencatat pertumbuhan signifikan pada kuartal III 2015 sebesar Rp 3 triliun atau naik 111 persen.

Menurutnya, dari nominal tersebut terdiri atas pembiayaan baru sepeda motor sebesar 79 persen, dan 21 persen pembiayaan baru untuk mobil. Kinerja pembiayaan sayriah berkontribusi sekitar 10 persen dari total pembiayaan baru Adira Finance, dibandingkan tahun lalu kontribusinya hanya 7 persen.
“Kami menargetkan pembiayaan baru Adira Syariah menjadi Rp 4 triliun sampai akhir tahun ini, dibandingkan tahun lalu new booking secara full year sebesar Rp 2,4 triliun,” papar Perry.
Sementara itu, Direktur Utama Adira Finance Willy Suwandi Dharma, menuturkan, pertumbuhan bisnis syariah didorong peningkatan permintaan masyarakat terkait produk yang berbasis syariah. Menurutnya, prinsip syariah tumbuh ditengah situasi ekonomi yang melambat saat ini. Oleh karena itu, Adira Syariah melakukan strategi membuat komunitas dengan lembaga-lembaga syariah, sehingga diharapkan bisa melakukan penetrasi bisnis.
“Ada keinginan masyarakat dalam bisnis pembiayaan. Yakni orang khawatir halal atau tidak, kalau pembiayaan syariah dipastikan aman dan berkah,” pungkas Willy.

