Total pembiayaan syariah Adira Finance mencapai Rp 9,9 triliun.
Di tengah kondisi industri otomotif yang menurun pada tahun lalu, Adira Finance mampu mencatat pertumbuhan pembiayaan syariah yang impresif. Presiden Direktur Adira Finance Willy S Dharma mengatakan, ada pertumbuhan di sisi pembiayaan syariah yang cukup signifikan secara portofolio.
“Dari Rp 6,4 triliun di 2015 menjadi Rp 9,9 triliun di 2016, meningkat sebesar 28 persen secara portofolio. Jadi memperoleh market share, baik di kendaraan roda dua maupun roda empat,” katanya dalam Paparan Kinerja 2016 Danamon Group, Rabu petang (1/3).
Tahun ini, lanjut dia, kendaraan roda dua dan empat tumbuh masih sangat tipis dari sisi collection. “Namun, diharapkan kami bisa meningkatkan market share terutama di segmen yang kami coba lebih kencang di kendaraan penumpang roda empat,” harap Willy.
Menghadapi 2017, pihaknya pun masih optimis menargetkan pertumbuhan double digit tahun ini. “Kendati pembiayaan komersial pada tahun lalu masih turun 28 persen tapi kami berhasil naik pangsa pasarnya di kendaraan roda empat passenger maupun komersial dan ada produk baru yang dikembangkan yaitu multipurpose financing, jadi diharapkan tahun ini bisa tumbuh 10-12 persen,” jelasnya.
Direktur Bank Danamon Vera Eve Lim menuturkan, secara keseluruhan industri otomotif cukup menurun tahun lalu, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. “Khusus motor secara industri turun delapan persen, sementara Adira turun enam persen. Untuk roda empat turun 10 persen, meski secara industri turun hampir 30 persen,” katanya.
Total portofolio pembiayaan Adira Finance pun turun sebesar lima persen pada 2016 menjadi Rp 44,4 triliun. Namun, produktivitasnya meningkat, dimana pembiayaan Adira Finance tumbuh dua persen di kuartal empat 2016. Secara konsolidasi Adira Finance berkontribusi di kisaran 35-38 persen. “Kami berharap tren industri otomotif baik roda dua maupun roda empat komersil positif di tahun ini,” tutup Vera.

