Target penerbitan disesuaikan dengan kebutuhan APBN.
Pemerintah telah memulai masa penawaran sukuk ritel SR009 hari ini, Senin (27/2). Penawaran sukuk ritel SR009 pun akan berlangsung selama 19 hari hingga 17 Maret 2017. Pada penawaran sukuk ritel tahun ini, pemerintah menargetkan setidaknya dapat menerbitkan sampai Rp 19 triliun.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan RI Suminto Sastrosuwito mengatakan, untuk target penerbitan sukuk ritel SR009 diharapkan berada di kisaran penerbitan obligasi ritel yang teranyar, yaitu ORI013. “Cukup di kisaran ORI013, tidak sebesar SR008,” katanya kepada MySharing, Senin (27/2).
Pemerintah menerbitkan ORI013 pada Oktober 2016 sebesar Rp 19,69 triliun. Sementara, pada tahun lalu pemerintah menerbitkan sukuk ritel seri SR008 sebesar Rp 31,5 triliun. Penerbitan sukuk ritel SR008 pun tercatat sebagai penerbitan sukuk ritel sepanjang sejarah penerbitan sukuk ritel Indonesia.
Suminto menuturkan, pihaknya memiliki beberapa alasan terkait jumlah penerbitan sukuk ritel tahun ini. “Yang pertama tentu kami menyesuaikan dengan kebutuhan APBN serta kombinasi instrumen pembiayaan APBN, dimana kami fokus pada penerbitan melalui lelang dalam rangka meningkatkan likuiditas seri-seri lelang di pasar sekunder,” paparnya.
Selain itu, alasan kedua adalah karena pihaknya menghindari menyedot likuiditas yang berlebihan dari perbankan. “Fitur sukuk ritel dalam batas tertentu kan mirip deposito bank, sehingga dalam batas-batas tertentu tentu ada kompetisi dengan deposito perbankan,” jelas Suminto.
Di sisi lain, penetapan imbalan sukuk ritel SR009 sebesar 6,9 persen juga lebih rendah dari penerbitan sukuk ritel tahun lalu yang sebesar 8,3 persen. Menurut Suminto, ada beberapa pertimbangan dalam penetapan imbalan sukuk ritel tahun ini. “Banyak hal yang dipertimbangkan seperti imbalan deposito, harga surat berharga negara di pasar sekunder, LPS rate, BI rate, dan outlook inflasi,” paparnya.

