Ilustrasi SPBU
Ilustrasi SPBU.

Pemerintah Lebih Pilih BBM Naik Daripada Tagih Utang

Di tengah turunnya harga minyak dunia, pemerintah Indonesia malah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2000. Padahal, masih ada sektor lainnya yang bisa menambah dana pemerintah selain menaikkan harga BBM.

Ilustrasi SPBU
Ilustrasi SPBU.

Mengutip laporan Badan Pemeriksa Keuangan, Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengatakan bahwa masih ada piutang negara yang belum ditagih sebesar Rp 200 triliun. Namun, pemerintah lebih memilih untuk menaikkan harga BBM di tengah turunnya harga minyak dunia yang kini berada di bawah 100 ribu dolar per barel. Baca: Alasan Jitu Jokowi Naikkan Harga BBM

“Jumlah piutang itu lebih besar dari yang bisa diterima negara dari subsidi BBM sebesar Rp 103 triliun. Nah, kenapa piutang yang harus ditagih itu tidak dimaksimalkan?,” tanya Hidayat, disela-sela Seminar Revitalisasi Pancasila Sebagai Dasar Negara yang diselenggarakan oleh Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia, Kamis (20/11). Dengan demikian, bisa saja pemerintah tidak menaikkan harga BBM.

Di sisi lain, menurut Hidayat, pemerintah juga tidak menjelaskan secara gamblang dan jelas mengenai pengalihan subsidi BBM jauh-jauh hari. Akibatnya terjadi demonstrasi mahasiswa yang anarkis dan polisi pun bertindak represif.

“Saya tidak setuju dengan demo anarkis, apalagi sampai merusak kampus. Namun di sisi lain, seharusnya pemerintah juga bisa menjelaskan lebih gamblang ke publik dan melakukan pendekatan persuasif, sehingga tidak ada tindakan perilaku anarkis,” ujar Hidayat. Secara umum, lanjutnya, seharusnya pemerintah dapat menyampaikan kebijakannya ke publik dengan lebih terbuka dan jelas agar publik lebih mudah menerima. Baca: Subsidi Untuk Rakyat Adalah Tugas Utama Negara