
Dalam siaran pers Kementerian Keuangan, total penawaran dalam lelang sukuk yang masuk sebesar Rp 2,7 triliun. Jumlah penawaran yang terbesar dicatat oleh SPN-S 04122014 dengan total Rp 1,8 triliun. Sementara penawaran yang masuk untuk seri PBS005 dan PBS006 masing-masing sebesar Rp 512 miliar dan Rp 404 miliar.
Yield terendah yang masuk untuk seri SPN-S 04122014 adalah 5,9025 persen dan tawaran yield tertinggi sebesar 6,75 persen. Untuk seri PBS005 yield terendah yang masuk adalah 9,09 persen dan yield tertinggi sebesar 9,75 persen. Sementara penawaran yield terendah yang masuk untuk seri PBS006 sebesar 8,18750 persen dan yield tertinggi adalah 8,75 persen.
Pemerintah pada akhirnya hanya menyerap SBSN seri SPN-S 04122014 sebesar Rp 185 miliar dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 1,8 triliun. Dari jumlah dana yang diserap tersebut, terdiri dari nominal kompetitif sebesar Rp 148 miliar dan nominal non kompetitif Rp 37 miliar.
Yield rata-rata tertimbang sukuk SPN-S 04122014 adalah sebesar 5,96833 persen, yang akan jatuh tempo pada 4 Desember 2014. Penerbitan sukuk SPN-S 04122014 ini menggunakan underlying asset berupa tanah dan bangunan, dengan akad Ijarah Sale & Lease Back.

