Pemerintah abai dalam menjaga hutan dan lahan untuk kesejahtraan rakyatnya. Pemerintah baru sibuk mencari pelaku dan solusi ketika kebakaran itu terjadi.

“Pemerintah abai, tak mampu melindungi dan menjaga hutan demi rakyatnya. Pemerintah baru sibuk ketika hutan sudah terbakar, lalu sibuk mencari pelakunya,” kata Togu, dalam diskusi bertajuk “Mencari Solusi Asap yang Tak Kunjung Lenyap,” di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (13/10).
Menurut Togu, faktor lainnya adalah pemerintah tidak mampu mengelola sumber daya manusia (SDM) untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kebakaran hutan yang berulang. Pemerintah baru menyiapkan segala bentuk rencana ketika bencana sudah terjadi.
Faktor yang tidak kalah pentingnya, kata dia, adalah hukum yang masih terlalu lemah untuk para pelaku pembakaran hutan. Sehingga tidak ada efek jera yang ditimbulkan dari proses hukum terhadap pelaku kebakaran. “Akibat hukum lemah, maka kasus pembakaran hutan sering terulang, terlebih kebakaran hutan yang terjadi umumnya karena disengaja,” pungkasnya.

