(Ki-Ka): Ketua Pembina LAZIS PLN Amir Rosidin (kedua kiri) menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Sekjen PBNU Djan Faridz, disaksikan oleh Direktur LAZIS PLN Herry Hasanudin (kiri), Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (tengah) dan Ketua NU Care-LAZIS NU Syamsul Huda, Kamis (29/12).

Pendidikan Dominasi Penyaluran LAZIS PLN

[sc name="adsensepostbottom"]

Sebanyak 65 persen dana ZIS PLN disalurkan ke sektor pendidikan.

Direktur Lembaga Amil Zakat Infak dan Sedekah Perusahaan Listrik Negara (LAZIS PLN) Herry Hasanudin mengatakan, secara total penghimpunan dana ZIS di PLN telah mencapai Rp 120 miliar. Penghimpunan tersebut berasal dari 65 persen dari total karyawan muslim di PLN yang berjumlah 35 ribu orang. Dana tersebut pun disalurkan ke berbagai program, diantaranya untuk pendidikan, ekonomi, kesehatan, dakwah dan sosial.

“Sebagian besar sekitar 65 persen disalurkan untuk pendidikan karena sudah terjamin pendidikan bisa mengubah dari mustahik menjadi muzakki. Sudah ada sekolah kami yang sudah membuktikannya,” cetusnya saat ditemui usai penandatanganan kerja sama LAZIS PLN dengan NU Care-LAZIS NU, Kamis (29/12).

Pada tahun ini LAZIS PLN sudah menyalurkan beasiswa pendidikan hingga Rp 40 miliar dan telah bekerja sama dengan 41 perguruan tinggi negeri dan swasta, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Pesantren Gontor. Selain itu, dana juga disalurkan untuk program Pesantren Bersih.

“Untuk program Pesantren Bersih kami mengalokasikan Rp 5 miliar untuk 50 pesantren. Secara total kami telah bekerja sama dengan 400 pesantren tahun ini. Selain itu, kami juga ada program layanan kesehatan gratis, USG untuk ibu hamil, layanan kesehatan anak-anak, dan pemberdayaan ekonomi,” papar Herry.

Sementara, untuk penyaluran dana untuk program pemberdayaan ekonomi berupa bantuan modal kerja untuk membuka usaha, pertanian, peternakan. “Pemberdayaan ekonomi ini sampai ke daerah. Ada juga pendampingannya, dimana kami bekerja sama juga dengan pesantren,” jelasnya.