Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menggeliat di Semester Kedua

[sc name="adsensepostbottom"]

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih prospektif pada semester kedua tahun 2015 ini, kendati mengalami pelemahan pada triwulan I-2015.

KonfersOptimisme itu dilandasi oleh upaya pemerintah untuk menggerakkan perekonomian domestik dan memperlancar belanja pemerintah. Sebab, dua komponen tersebut selama ini merupakan penyangga utama perekonomian Indonesia.

“Anggaran negara memang belum terserap dengan baik. Namun, Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan percepatan penyerapan anggaran, sehingga akan memacu pertumbuhan ekonomi pada kuartal berikutnya,” ujar CEO Indosterling Capital – William Henley kemarin di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2015 sebesar 4,71 persen. Angka pertumbuhan tersebut mengalami penurunan sebesar 0,18 persen dalam tiga bulan pertama yang berakhir Maret 2015. Angka ini juga berarti melemah dibandingkan pencapaian pada periode yang sama tahun 2014 yang sebesar 5,14 persen.

“Hampir seluruh komponen PDB mengalami pertumbuhan yang negatif. Hanya komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mengalami pertumbuhan hingga 0,11 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya,” jelas William Henley lagi.

Menurut William Henley, pengeluaran konsumsi rumah tangga memberikan dorongan besar karena mengalami pertumbuhan hingga 2,75 persen. Pengeluaran konsumsi pemerintah hanya memberikan sumbangan 0,14 persen.

Sementara ekspor dan impor barang dan jasa mengalami kontraksi masing-masing 0,13 persen dan 0,51 persen. Namun demikian, dengan pelemahan rupiah dan masih anjloknya harga komoditas, diperkirakan daya beli masyarakat akan berkurang.

“Jika belanja pemerintah mengalami pertumbuhan yang signifikan, maka akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal berikutnya,” tambah William Henley.

Ia lalu menjelaskan, belanja pemerintah dan investasi memang belum memberikan sumbangan yang berarti pada triwulan pertama ini. Hal ini disebabkan karena perlambatan dalam proses APBN, setelah terjadinya transisi pemerintahan.

Seperti diketahui, APBN Perubahan (APBNP) 2015 baru disahkan pada medio Januari. Prosesnya harus dilanjutkan dengan administrasi, lelang, yang diharapkan tuntas pada Mei. Ini berarti eksekusi program-program dalam APBN baru lancar pada Juni 2015 atau akhir semester I.

“Setelah proses eksekusi anggaran berjalan lancar, pertumbuhan ekonomi diyakini akan semakin bergerak cepat karena daya beli masyarakat ikut tergerak,” demikian prediksi William Henley.