Penyelenggaraan Workshop Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa.

Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa Mandirikan 324 Mitra Dampingan

Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa kembali memberdayakan perekonomian masyarakat. Setidaknya sebanyak 324 mitra dampingan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mendapat penguatan intensif di bidang ekonomi selama 3 tahun terakhir.

Penyelenggaraan Workshop Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa.
Penyelenggaraan Workshop Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa.

“Mereka berasal dari 32 kelompok yang dibentuk. Program Klaster Mandiri di Lebak ini menyasar UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah), pertanian, dan peternakan. Nilai bantuan yang digulirkan Dompet Dhuafa sebesar Rp 1,7 miliar,” ujar General Manager Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa Tektano Grandyanto Dwi Satrio dalam Workshop Akhir Pogram Klaster Mandiri, Kamis, (6/3) di Lebak, Banten.

Klaster Mandiri merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis kawasan, diinisiasi oleh Dompet Dhuafa. Program bergulir dilatarbelakangi keinginan Dompet Dhuafa untuk mengambil peran dalam upaya pengentasan kemiskinan pada daerah yang masih terkategori miskin sebagaimana rekomendasi kajian Peta Kemiskinan Dompet Dhuafa pada 2010. Pendekatan program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa mengintegrasikan pengembangan isu sosial, ekonomi dan advokasi dengan basis komunitas dan potensi sumberdaya lokal.

Tendy memaparkan, secara umum pelaksanaan program mulai dari tahap penumbuhan sampai penguatan telah dilakukan. Penguatan tersebut di antaranya, pembentukan dan pembiayaan usaha kelompok, peningkatan kapasitas, penguatan jaringan dan akses pasar hingga pembentukan lembaga lokal berbadan hukum koperasi serta pendidikan dan kesehatan.
“Sosialisasi program dan sinergi dengan stakeholders terkait juga telah dilakukan terutama pada pemangku kebijakan di daerah yaitu Pemda (Pemerintah Daerah) dan instansi terkait,” tambahnya.

Dalam paparannya, hasil kajian dampak sosial ekonomi Program Klaster Mandiri Dompet Dhuafa di Lebak menunjukkan perubahan positif komunitas dalam berbagai aspek, seperti perubahan pendapatan mitra, misalnya pada komunitas petani dampingan mencapai lebih dari 50% dari pendapatan sebelum program dilaksanakan. Demikian pula pada komunitas peternak dan UMK. Dalam hal dampak sosial, program telah memberikan penguatan modal sosial mitra yang didampingi seperti menguatnya hubungan sosial antar mitra, peningkatan kapasitas mitra dan kelembagaan serta bertambahnya jaringan mitra dengan pihak luar.

Tendy pun menekankan agar mitra Dompet Dhuafa dapat terus mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan terutama dari pemerintah Kabupaten Lebak. “Sebab para mitra yang selama ini didampingi Dompet Dhuafa adalah bagian dari masyarakat Lebak yang dapat diberdayakan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Apalagi secara institusional para mitra yang saat ini bergabung dalam berbagai kelompok telah memiliki tiga kelembagaan komunitas yang berbadan hukum koperasi,” tandas Tendy.