Pembangunan gedung baru di Jakarta. Foto: BBJ

Proyek Infrastruktur Buka Peluang Bagi Dana Pensiun

[sc name="adsensepostbottom"]

Total investasi dana pensiun global di proyek infrastruktur mencapai 42,9 miliar dolar AS.

Proyek infrastruktur acapkali terkendala isu pembiayaan. Kebutuhan pembiayaan infrastruktur sendiri tercatat cukup tinggi. Berdasar data Asian Infrastructure Investment Bank, pada 2014 kebutuhan pembiayaan infrastruktur secara global mencapai 63 triliun dolar AS.

“Kebutuhannya besar tapi data itu hanya dari sisi permintaan. Kalau dilihat lebih dekat kebutuhan sangat besar, tapi di sisi suplai pasokannya tidak ada data yang benar-benar komprehensif, oleh karena itu saya rasa ini akan membuat prospek infrastruktur menarik,” kata Vice President dan Chief Administration Officer Asian Infrastructure Investment Bank Luky Eko Wuryanto.

Menurut dia, salah satu pelaku yang dapat memanfaatkan prospek tersebut adalah lembaga dana pensiun. Luky memaparkan, pada 2014 jumlah dana pensiun yang diinvestasikan di proyek infrastruktur mencapai 42,9 miliar dolar AS. Namun, jumlah itu masih jauh dari potensi yang dimiliki dana pensiun.

“Sebagian di antara lembaga keuangan tahu jika proyek infrastruktur bagus dan mereka punya analisa sendiri untuk itu, tapi dana pensiun global potensinya saja masih 83 triliun, jadi masih sangat besar. Ini adalah suatu peluang bagi dana pensiun untuk menanamkan modalnya di infrastruktur,” ujarnya.

Di sisi lain, menurut dia, pemerintah juga harus mendukung pembiayaan infrastruktur melalui lembaga keuangan dengan memberikan suatu insentif. “Pemerintah harus berbicara lebih banyak lagi tentang bagaimana suatu proyek dibiayai karena dana dari pemerintah terbatas, maka dari itu mereka juga harus merumuskan aturan dan insentif tertentu agar lembaga lain bisa menanamkan modalnya,” pungkas Luky.

[bctt tweet=”Kebutuhan pembiayaan infrastruktur global USD 63 T” username=”my_sharing”]