Reaktor nuklir ramah lingkungan dari Rosatom

Rusia-China Perkuat Kerjasama Nuklir Ramah Lingkungan

[sc name="adsensepostbottom"]

Tertarik dengan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) mengambang, China bekerjasama dengan Rusia untuk membangun beberapa pembangkit nuklir ramah lingkungan tambahan di negerinya.

Reaktor nuklir ramah lingkungan dari RosatomRusia dan China baru-baru ini mengadakan pertemuan intensif guna membahas pengembangan dan penguatan kerjasama di bidang nuklir yang telah terjalin sejak lama. Pertemuan dilakukan di Moskow pada akhir pekan lalu antara Direktur Jenderal Rosatom, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nuklir asal Rusia, Sergey Kirienko, dan General Manager China National Nuclear Corporation (CNNC), Quian Zhimin.

Dalam pertemuan tersebut, Rosatom dan CNNC secara spesifik membahas perkembangan rencana proyek pembangunan floating nuclear power plant, atau PLTN mengambang yang dibangun di atas kapal. PLTN mengambang ini akan dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah kepulauan dan ladang-ladang eksplorasi hidrokarbon di China melalui tenaga nuklir ramah lingkungan.

Akhir Juni tahun lalu, Rusatom Overseas, bagian dari Rosatom yang membidangi kerjasama internasional, dan CNNC menandatangani memorandum terkait proyek pengembangan PLTN mengambang.

Kepada CNNC, Rosatom juga menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan pembangunan fasilitas nuklir ramah lingkungan di beberapa wilayah di China.

Hingga kini, Rosatom telah membangun dua unit tenaga pembangkit di Stasiun Tenaga Nuklir Tianwan di Provinsi Jiangsu. Stasiun Tianwan merupakan PLTN terbesar di wilayah China daratan yang mulai beroperasi pada tahun 2006. Pada bulan Agustus lalu, Rosatom telah menerima proposal pembangunan dua unit tenaga pembangkit nuklir tambahan di Tianwan, dan negosiasi lanjutan tengah berlangsung hingga kini di antara kedua negara.

Rusia dan China memang secara aktif mengembangkan kerjasama mereka di bidang nuklir ramah lingkungan dalam waktu yang terbilang lama. Sebelumnya, Rosatom dan CNNC juga telah menandatangani protokol untuk memulai diskusi kemungkinan opsi kerjasama pada konstruksi PLTN di negara-negara berkembang.