Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan – Nus Nuzulia Ishak tak ingin menyia-nyiakan forum internasional Peringatan ke-60 Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) dan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA). “Kami memamerkan ragam warisan budaya dan kebanggaan Indonesia,” ujar Nus Nuzulia di Jakarta.

Selain itu, juga ditampilkan produk-produk hasil inovasi dan produk kebanggaan lima industri strategis Indonesia, antara lain PT. Dirgantara Indonesia (pesawat terbang), PT. Pindad (alat utama sistem senjata/alutista), PT. New Sentosa (truk pemadam), PT. Len Industri (teknologi), dan PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (perkapalan).
“Kemendag juga menyajikan produk kreatif unggulan buatan tangan perajin Indonesia. Kami harapkan pameran ini dapat tampil memikat setiap mata para pemimpin dunia dan memberikan pemahaman lebih tentang keunggulan warisan budaya Indonesia seperti batik, tenun, perhiasan perak, kerajinan premium, serta produk spa dan jamu,” ujar Nus Nuzulia.
Tak hanya di Jakarta, guna memeriahkan perhelatan KAA di Bandung, Ditjen PEN juga berpartisipasi dalam satu booth informasi pada pameran BDG Art and Craft Expo 2015, 21-22 April 2015 di Graha Manggala Siliwangi. “Ajang internasional ini digiatkan untuk awareness dan citra positif produk Indonesia di mata para pemimpin negara dan pelaku bisnis dunia,” jelas Nus Nuzulia lagi.
Kawasan Asia dan Afrika memegang peran penting dalam pertumbuhan perdagangan Indonesia. Selama lima tahun terakhir, ekspor ke negara Asia dan Afrika mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,34% dengan nilai ekspor pada 2014 lebih dari USD 95 miliar.
“Afrika, terutama, adalah pasar tujuan ekspor potensial dengan tren ekspor dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 12,56% dan nilai ekspor USD 6,23 miliar pada 2014,” imbuh Nus.
Peringatan 60 tahun KAA diselenggarakan untuk merayakan tonggak penting sejarah kerja sama bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang dimulai pada 1955. Dalam Peringatan ke-60 KAA dan Peringatan ke-10 Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (Anniversary of The New Asian-African Strategic Partnership/NAASP), Indonesia didapuk menjadi tuan rumah serangkaian acara tingkat tinggi dengan tema “Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia” di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015. Sebanyak 109 negara Asia dan Afrika, 16 negara pengamat, dan 25 organisasi internasional berpartisipasi dalam acara ini.
“Sejarah telah membuktikan bahwa negara-negara Asia Afrika adalah mitra penting bagi Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami (Kemendag) optimis kemitraan yang solid akan dapat lebih dikembangkan, khususnya dalam bidang perdagangan,” ungkap Nus.
Pelaku Bisnis Top Dunia
Pada saat bersamaan dengan KAA, Indonesia juga menjadi sorotan dunia dengan menjadi tuan rumah WEF-EA. Forum ekonomi yang ke-24 ini berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 19-21 April 2015. Kemendag melalui Ditjen PEN menyambut ajang bergengsi ini melalui paviliun yang menampilkan produk industri strategis untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen produk manufaktur yang bernilai tambah.
“Ini kesempatan emas bagi kami (Kemendag) dapat mempresentasikan produk unggulan Indonesia di hadapan para pelaku bisnis top dunia. Hal ini sekaligus membuktikan kesiapan Indonesia mengembangkan berbagai kerja sama strategis guna meningkatkan perdagangan dan investasi,” tandas Nus.
Lebih dari 700 peserta dari 41 negara akan ambil bagian. Para CEO dunia/pimpinan perusahaan besar yang memastikan hadir antara lain adalah Aramco, Bombardier, Cargill, DuPont, Hewlett-Packard, Hitachi, JETRO, Marriott, MasterCard, Monsanto, McKinsey, Nestlé, Standard Chartered, Syngenta, dan Unilever.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan bahwa Indonesia menyambut baik semua delegasi yang hadir dalam pertemuan ini. Indonesia siap mengembangkan berbagai kerja sama strategis guna meningkatkan perdagangan dan investasi, termasuk mengejar target ekspor 300% dalam lima tahun.

