Sanksi Ekonomi Dicabut, Iran Sepakati Transaksi Miliaran Dolar

[sc name="adsensepostbottom"]

Usai sanksi ekonomi atas Iran dicabut, pemerintah Iran optimis perekonomian Iran akan tumbuh rerata delapan persen per tahun dalam lima tahun mendatang.

iran-flag-in-the-windKepala Staf Kepresidenan Iran Mohammad Nahavandian mengatakan, Iran bisa menjadi salah satu emerging market paling menjanjikan dalam beberapa dekade ke depan. “Setelah sanksi dicabut, pertumbuhan delapan persen cukup layak,” katanya, dikutip dari CNN Money, Senin (25/1).

Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, ia memberi sinyal akan ambisi bisnis Iran setelah tiadanya sanksi ekonomi. “Banyak perusahaan yang menunjukkan minatnya di sektor energi, teknologi informasi, dan transit. Iran kini dapat menyambut investor baru dan mendorong perekonomian dengan menyediakan rute transit yang efektif dari segi biaya,” jelas Nahavandian. Baca: Iran Perkuat Industri Keuangan Syariah

Berakhirnya sanksi ekonomi Iran juga berarti kembalinya aset luar negeris enilai 150 miliar dolar AS yang sebelumnya sempat dibekukan. Pemerintah Iran pun berencana mengucurkan dana tersebut untuk menumbuhkan perekonomian Iran dan investasi di sektor minyak. Iran diketahui memiliki cadangan minyak dan gas alami terbesar di dunia. “Iran bisa menjadi sumber terbaik untuk keamanan energi, terutama bagi Eropa,” kata Nahavandian.

Perusahaan minyak Yunani Hellenic Petroleum pun telah setuju membeli minyak dari Perusahaan Nasional Minyak Iran. Hal itu menandakan kesepakatan transaksi pertama Iran dengan negara Eropa sejak sanksi ekonomi dicabut. Di sisi lain, Managing Director of National Iranian Oil Refining and Distribution Company (NIORDC) Abbas Kazemi juga telah menyatakan ketertarikan Iran untuk berinvestasi di pembangunan penyulingan minyak di Spanyol.

Gerak cepat Iran memanfaatkan pencabutan sanksi ekonomi mulai terlihat dengan sejumlah transaksi bisnis besar yang dilakukan. Misalnya pemesanan delapan pesawat superjumbo A380, masing-masing lebih dari 100 pesawat pesanan bagi Airbus dan Boeing, serta pesawat regional Bombardier, MRJ, Embraer dan Sukhoi. Perusahaan asuransi dan reasuransi pun turut mengeksplorasi pasar Iran yang memiliki potensi premi senilai 7,4 miliar dolar AS. Diantara perusahaan yang tertarik adalah Allianz, Zurich Insurance, Hannover Re, dan RSA.

Baru-baru ini pemerintah Iran juga menandatangani kesepakatan kerja sama dengan Cina. Dalam kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Iran, setidaknya ada 17 kerja sama yang telah ditandatangani di sektor perdagangan dan energi dengan total nilai transaksi sebesar 600 miliar dolar AS. Xi Jinping menjadi salah satu pemimpin negara yang pertama kali mengunjungi Iran setelah sanksi ekonomi dicabut dan satu-satunya pemimpin Tiongkok yang ke sana setelah lebih dari satu dekade. (Dari berbagai sumber)