Masih dalam tema Jawa, Galeri Indonesia Kaya mempersembahkan sebuah pertunjukan tari teatrikal yang dibawakan oleh Kelompok Teater Tari Sahita bersama dengan Sita Nursanti dan Chandra Satria yang bertajuk Srimpi Ketawang Lima Ganep pada Sabtu, 28 Februari 2015 di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Thamrin, Jakarta.

Keempat perempuan setengah baya ini membawakan karya tari mereka yang kental dengan budaya Jawa berjudul Srimpi Ketawang Lima Ganep yang menceritakan tentang kehidupan. Pertunjukan tari teatrikal jenaka ini terinspirasi oleh sosok bernama Mbah Kawit yang mempunyai prinsip bahwa manusia pada akhirnya akan kembali ke akhirat, dan sesungguhnya kehidupan manusia dan hal duniawi tidak ada yang abadi.
“Mbah Kawit adalah tokoh utama pada lakon Tuk, sebuah naskah drama yang pernah ditampilkan oleh Teater Gapit dalam drama bahasa Jawa. Mbah Kawit mengajarkan manusia tidak perlu pusing membalas perbuatan buruk orang lain, mari kita bersama-sama menyanyi dengan gembira sambil melakukan kebaikan. Saya harap penonton terinspirasi dengan prinsip hidup damai Mbah Kawit yang ikhlas, jujur dan setia,” ujar Wahyu Widayati, salah satu anggota Kelompok Teater Tari Sahita.
Pertunjukan yang berlangsung selama hampir 60 menit ini didominasi dengan humor dan pembawaan yang penuh jenaka, sehingga membuat para pengunjung dari segala jenis umur sangat terhibur. Dengan balutan pakaian kebaya dan jarik khas Jawa, juga dengan dandanan ala nenek-nenek lengkap dengan sanggul rambut penuh uban, keempat perempuan Sahita terlihat
sangat merakyat dan mendalami peran Mbah Kawit. Pertunjukan tari ini juga didukung oleh penampilan dari seniman kenamaan Indonesia, Sita Nursanti dan Chandra Satria.
“Saya dan Chandra sangat senang bisa terlibat dalam karya tari Srimpi Ketawang Lima Ganep ini. Meskipun tema yang dibawakan terkesan berat dan begitu mengkritisi keadaan saat ini, namun dengan adanya unsur kesenian yang ringan dan penuh humor, saya harap karya tari teatrikal ini dapat menjadi suatu sajian segar bagi para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya,” ujar Sita Nursanti.
Dari pihak Bakti Budaya Djarum Foundation, Program Director – Renitasari Adrian menyambut positif pentas Srimpi Ketawang Lima Ganep ini, dan sangat mengapresiasi kiprah para penampil di acara pentas budaya ini.
“Saat ini, kesenian tari Jawa telah merambah dunia internasional bahkan seringkali dipersembahkan sebagai misi budaya Indonesia di luar negri. Talenta yang dimiliki keempat perempuan Sahita tidak hanya menghibur, tapi juga mengedukasi penontonnya dengan mengangkat situasi aktual tanah air. Galeri Indonesia Kaya akan selalu mendukung dan apresiasi seniman-seniman tanah air seperti Kelompok Teater Tari Sahita, Sita Nursanti dan Chandra Satria dalam upaya melestarikan budaya-budaya Indonesia,” ujar Renitasari Adrian.
Sita Nursanti sendiri merupakan penyanyi terkenal Indonesia yang sukses membentuk trio Rida Sita Dewi (RSD). Ia juga terlibat dalam produksi drama musikal seperti Madame Dasima bersama kelompok EKI Production, Musikal Mahadaya Cinta karya Guruh Soekarno Putra, ONROP! Musikal garapan Joko Anwar, serta Ali Topan The Musical produksi Art Swara Production.
Karir Chandra Satria berawal dari penyanyi latar biduan papan atas Indonesia dan mancanegara seperti Chrisye, Harvey Malaiholo, Vina Panduwinata, Krisdayanti, Titi DJ, Brenda Russell, Phil Perry dan Eric Bennett. Pada tahun 2007 dan 2009, ia mengeluarkan 2 album solo bersama dengan Ruth Sahanaya dan Sheila Majid. Sarjana Arsitektur Universitas Parahyangan ini juga seringkali mengikuti drama musikal seperti Musikal Laskar Pelangi, Operet Badai untuk Kasih dan Mini Musikal Tresna.
Kelompok Teater Tari Sahita konsisten mempergelarkan karya-karya ternamanya seperti Srimpi Srempet, Srimpi Ketawang Lima Ganep, Iber-iber Tledhek Barangan, Alas Banon, Gathik Glinding, Rewangan, dan Sendon Abimanyu. Mereka juga terlibat dalam produksi seniman kenamaan Indonesia seperti Sardono W. Kusumo dalam Opera Diponegoro, Garin Nugroho dalam film Opera Jawa, Atilah Soeryadjaya dalam Matah Ati, dan sebagainya.

