Sukuk Global Indonesia Laris Manis

[sc name="adsensepostbottom"]

Investor memesan sukuk sampai 10,8 miliar dolar AS.

Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan Sukuk Global di pasar internasional sebesar 3 miliar dolar AS yang terdiri dari 1 miliar dolar AS untuk tenor 5 tahun dan 2 miliar dolar AS untuk tenor 10 tahun. Sukuk Global ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan penerbit SBSN Indonesia III, yaitu sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.

Penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing), yang setelmennya telah dilaksanakan pada 29 Maret 2017. Sukuk Global ini diterbitkan pada harga par dengan imbalan sebesar 3,40 persen untuk tenor 5 tahun dan 4,15 persen untuk tenor 10 tahun, serta telah memperoleh peringkat Baa3 dari Moody’s dan BBBdari Fitch.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Robert Pakpahan mengatakan, transaksi ini mendapat respon yang sangat baik dari para investor global dan menghasilkan jumlah penawaran lebih dari 10,84 miliar dolar AS. “Order book sukuk global bertenor 5 tahun 4,87 miliar dolar AS dan order book sukuk bertenor 10 tahun sebesar 5,97 miliar dolar AS,” katanya, Kamis (30/3).

Sementara, Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan RI Suminto Sastrosuwito menuturkan, sebelumnya pemerintah menargetkan penerbitan sukuk global antara 2,5 miliar-3 miliar dolar AS.

“Kami melihat market kebutuhannya bagus jadi kami maksimalkan 3 miliar dolar. Ordernya sampai 10,8 miliar dolar AS karena permintaannya kuat, maka kami ambil 3 miliar dolar AS,” jelasnya. Dengan demikian, outstanding sukuk global Indonesia kini berjumlah 12 miliar dolar AS.

Sukuk Global ini menarik minat dari berbagai kelompok investor domestik dan internasional. Adapun distribusi investor berdasarkan wilayah untuk Sukuk Global tenor 5 tahun adalah 27% investor Islamic (termasuk Timur Tengah dan Malaysia), 21% investor Amerika Serikat, 28% investor wilayah Asia (selain Indonesia dan Malaysia), 14% investor Eropa, dan 10% investor Indonesia.

Sedangkan untuk Sukuk Global tenor 10 tahun sebagian besar diminati investor asal Amerika dan Islamic. Porsinya adalah 29% investor Islamic (termasuk Timur Tengah dan Malaysia), 29% investor Amerika Serikat, 23% investor wilayah Asia (selain Indonesia dan Malaysia), 10% investor Indonesia, dan 9% investor Eropa.

Joint Lead Managers dan Bookrunners yang ditunjuk Pemerintah untuk transaksi ini adalah Deutsche Bank, HSBC, Mandiri Securities,  National Bank of Abu Dhabi, dan Standard Chartered Bank. Sedangkan Co-managers untuk transaksi ini adalah PT Bahana Securities, PT. Danareksa sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.