Tumbuhkan Ekonomi 5,4 Persen, Indef : Pemerintah Harus Beri Stimulus

[sc name="adsensepostbottom"]

Dana desa bisa jadi stimulus, tapi perlu ada perbaikan kapasitas ekonomi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya di depan DPR RI sehari menjelang HUT RI ke 72 mengatakan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar 5,4 persen.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menyatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen di 2018, pemerintah harus lebih intensif memberikan stimulus kepada masyarakat.

Stimulus ini menurutnya, untuk mendongkrak daya beli masyarakat di tahun depan, salah satunya dana desa bisa jadikan stimulus,  tapi perlu ada perbaikan. “Dana desa bisa jadi stimulus, juga dana transfer ke daerah yang Rp 700 triliun, dana desa Rp 60 triliun, itu dioptimalkan. Dana-dana itu harus dtingkatkan kapasitas ekonomi di desa dan daerah,”  ujar Enny dalam diskusi “RAPBN 2018: Pertaruhan Kebijakan Fiskal Jokowi” di kantor Indef, Jakarta, Jumat (18/8).

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga harus mengefektifkan belanja sosial ke sektor yang lebih produktif, yang bisa berdampak langsung kepada masyarakat sehingga meningkatkan konsumsi. Terpenting lagi dana pendidikan jangan hanya ke formal,  tapi harus  ada anggaran untuk vokasi termasuk tenaga kerja yang kualitasnya rendah, semisal dana untuk training, 20 persen lebih dari cukup untuk mempercepat penyediaan tenaga kerja terampil.

Ekonom INDEF Berly Martawardaya mengingatkan usaha pemerintah tahun depan akan semakin berat dalam mencapai target pertumbuhan. Ia menghimbau agar pemerintah berkaca pada tahun 2017 ini.Yakni menurutnya, di mana untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen saja masih cukup sulit. Lantaran di semester II 2017 ini pemerintah setidaknya harus mencapai target pertumbuhan 5,4 persen.

“Untuk capai target 5,2 persen, tahun ini saja pemerintah perlu kerja keras.Apalagi untuk mencapai target 5,4 persen di tahun 2018, tantangannya berat sekali, perlu adanya perbaikan kualitas ekonomi yang signifikan,” pungkasnya.