UNICEF adalah salah satu badan yang di dirikan oleh PBB atau Perserikatan Bangsa Bangsa, yang sudah banyak membantu anak-anak dan para ibu yang “tidak” seberuntung anak-anak dan para ibu lainnya di seluruh dunia.

Tak hanya di luar negeri saja, UNICEF pun sudah sangat sering membantu negara Indonesia, terutama dalam bidang ekonomi. Di negara besar dengan penduduk yang beragam seperti indonesia, yang melesat muncul sebagai salah satu perekonomian terkuat, anak-anak dan kamu muda memainkan peran utama dalam pembangunan masa depan. Dari sekitar 250 juta orang penduduk indonesia, kira-kira 84 juta di antaranya atau sepertiganya adalah anak-anak dibawah usia 18 tahun. Dengan tingkat kesuburan sebesar 2.6 dan harapan hidup saat lahir, yaitu 69 tahun untuk laki-laki dan 73 tahun untuk perempuan, indonesia akan terus memiliki penduduk anak-anak dan remaja yang bertambah denga pesat.
meskipun berfokus pada pertumbuhan ekonomi, kebijakan nasional perlu memberikan perhatian yang sama untuk memenuhi hak-hak warga negara dan memastikan keadilan sosial. Agenda Tujuan Pembangunan Milenium yang belum selesai mengharuskan pemerintah pusat dan mitra pembangunan untuk menjembatani kesenjangan dan kesejahteraan perempuan dan anak-anak. Ditahun 2015 ini, tujuan berkelanjutan PBB memberikan penekanan lebih besar kepada negara-negara untuk mengatasi pertumbuhan inklusif, hak asasi manusia dan pembangunan berkelanjutan.
Agar Agenda Tujuan Pembangunan Milenium terealisasi, pengaruhnyapun harus merata diseluruh populasi dan memberikan manfaat bagi semua anak-anak. Namun, di indonesia, kemajuan menyeluruh di tingkat nasional sering menutupi besarnya kesenjangan. Jumlah anak yang masih belum terjangkau tetap mencapai angka yang terlalu tinggi.
Faktanya sebagai berikut:
– Penelitian yang dilakukan oleh BAPPENAS-SMERU-UNICEF pada tahun 2012 tentang kemiskinan anak misalnya, menunjukan bahwa sekitar 44.3 juta anak terkena dampak kemiskinan, dan hidup dengan penghasilan hanya tidak kurang dari $2 perhari.
– Anak-anak dalam rumah tangga termiskin tiga kali lebih mungkin untuk meninggal di 5 tahun pertama hidupnya, jika dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang sejahtera.
– Di Indonesia, sekitar 25% anak-anak perempuan yang menikah dibawah umur 18 tahun.
– Meskipun kemajuan sudah terjadi di awal tahun 1990, angka tingkat kematian ibu melahirkan masih terbilang sangat tinggi. Hasil penelitian dari SDKI tahun 2012 (359/100.000) jauh lebih tinggi dari estimasi global yang dicontohkan dan juga lebih tinggi dari estimasi SDKI tahun 2007.

