Wapres Imbau Bank Turunkan Bunga UKM

[sc name="adsensepostbottom"]

Demi mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), industri perbankan diimbau untuk memberi bunga yang murah.

JK-290x200Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, keuangan mikro di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru karena sejak dulu sudah ada lembaga keuangan mikro dan bank pembiayaan rakyat. “Cuma ada masalah yang timbul karena tidak punya sistem yang baik, yaitu bunganya yang tinggi,” katanya dalam Peluncuran OJK Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi, Selasa (15/3).

Menurutnya, pengusaha besar mendapat bunga rendah dari perbankan, sementara usaha kecil justru mendapat bunga dua kali lipat mahalnya dibanding pengusaha besar. Hal ini pun menimbulkan ketidakadilan baru. “Padahal kalau dilihat seandainya suku bunga dikasih 10 persen UMKM akan bisa beli kios tapi karena dikasih mahal dia tidak pernah punya kios, bisa dagang iya, tapi tidak punya aset,” tukas Wapres.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah harus mengubah sistem ini menjadi lebih adil. Ia pun mengimbau lembaga jasa keuangan sebagai motor penggerak ekonomi haruslah bekerja berdasar pada pemerataan keuangan (keuangan inklusif). “Yang lemah harus dapat bunga yang efisien dan murah daripada yang kuat. Yang lemah harus mendapat layanan lebih baik,” kata JK.

Ia menambahkan UMKM telah membuktikan dirinya mampu bertahan saat krisis ekonomi dan menyelamatkan situasi perekonomian. Oleh karenanya, sekarang adalah saatnya untuk memberi perhatian berasaskan keadilan. “Pemerintah punya tekad untuk usaha kecil bunganya harus lebih kecil dari usaha besar agar timbul keadilan. Jadi lembaga keuangan tidak hanya melayani dengan menyalurkan kredit, tapi bunga juga harus lebih baik,” imbuh Wapres.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, keuangan mikro dan program inklusi keuangan yang lebih efektif ke depan perlu dipersiapkan dengan sebaiknya. Tidak hanya memperbaiki akses, tapi juga mengusahakan harga yang lebih murah dan terjangkau.

“Biasanya keuangan mikro selalu diasosiasikan dengan tingkat bunga tinggi, karena itu perlu jalan keluar bagaimana tidak hanya mempermudah akses keuangan, tapi juga mengupayakan harga yang terjangkau bagi masyarakat,” cetusnya. OJK pun kini sedang menyiapkan insentif bagi perbankan yang mampu mendorong efisiensi dan daya saing.