bi rate
Ilustrasi: MySharing

BI Rate 7,75%, Inflasi Tertinggi Desember

[sc name="adsensepostbottom"]

BI Rate tetap di 7,75% dengan suku bunga pinjaman sebesar 8,00% dan suku bunga simpanan 5,75%. Inflasi tertinggi diperkirakan terjadi bulan ini.

bi rate
Ilustrasi: MySharing

“Tingkat suku bunga tersebut masih konsisten untuk memastikan tekanan inflasi jangka pendek pasca kebijakan realokasi subsidi BBM yang ditempuh Pemerintah akan tetap terkendali dan temporer sehingga akan kembali menuju ke sasaran 4±1% pada 2015.”, kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs di Jakarta dalam siaran persnya (11/12).

Pengaruh Harga Minyak dan Komoditas Dunia
Perekonomian AS, yang menjadi motor pemulihan ekonomi global, terus menunjukkan perbaikan dan berada dalam siklus yang meningkat. Sebaliknya, perekonomian Eropa, Jepang, dan Tiongkok masih melambat. Semua ini mendorong harga komoditas global khususnya komoditas mineral dan pertanian menurun lebih besar dari yang diperkirakan.

Pola pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas tersebut berpengaruh terhadap struktur ekspor Indonesia dengan meningkatnya ekspor manufaktur dan masih tertekannya ekspor komoditas primer. Sementara itu, harga minyak dunia menurun drastis dan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2015. Hal ini berperngaruh terhadap Indonesia.

Konsumsi Domestik Masih Melambat
Konsumsi diperkirakan sedikit melambat pada triwulan IV-2014, terutama didorong oleh masih melambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan program penghematan dan melambatnya konsumsi rumah tangga sebagai dampak dari kenaikan inflasi.

“Untuk keseluruhan tahun 2014, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,1-5,5%, namun kembali meningkat di triwulan I-2015 dan diperkirakan akan mencapai kisaran 5,4-5,8% pada 2015”, kata Peter Jacobs.

Defisit Transaksi Menurun
Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus 0,02 miliar dolar AS pada Oktober 2014 setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,26 miliar dolar AS. Kinerja positif tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat seiring kenaikan ekspor manufaktur, seperti ekspor produk otomotif.

Sementara itu, dari neraca finansial, aliran masuk modal asing tetap besar didorong oleh persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik. Secara akumulatif hingga November 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 17,75 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2014 menjadi 111,1 miliar dolar AS, setara 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Inflasi Akibat Harga BBM
Inflasi IHK mencapai 6,23% (yoy), meningkat dari 4,83% (yoy) pada bulan Oktober 2014. Inflasi administered prices meningkat terutama didorong oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tarif angkutan darat dan tarif tenaga listrik (TTL).

Sementara itu, inflasi volatile food juga meningkat didorong kenaikan harga aneka cabai sebagai inflasi tertinggi. Sebaliknya, inflasi inti relatif terjaga sebesar 4,21% (yoy). “Bank Indonesia memperkirakan dampak kenaikan harga BBM akan berlangsung secara terkendali dan temporer sekitar tiga bulan, dengan puncaknya pada bulan Desember 2014”, kata Peter Jacobs.