Sejatinya, budaya halal bukan hanya merupakan isu keagamaan, tetapi kini telah menjadi tren global sebagai New Global Life Style.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr. Din Syamsudin mengatakan, sejatinya budaya halal bukan hanya merupakan isu keagamaan, tetapi kini telah menjadi tren global sebagai New Global Life Style. Halal sebagai gaya hidup baru yang bersifat global dan terus diminati masyarakat international.
Selain Jepang, Din menambahkan, Korea, Taiwan, China, Singapura dan beberapa negara lain dengan penduduk Muslim miniritas, sangat serius memperkenalkan status kehalalan produk. Mereka seperti berlomba-lomba untuk menghasilkan produk halal dan mengembangkan wisata syariah versi mereka. Ini karena melihat potensi bisnis dan keuntungan yang besar dari status halal produk dalam industrinya.
Tentu sangat ironis kalau Indonesia sebagai negeri dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, kaidah halal malah dipandang secara negatif dengan tarik ulur dan berbagai fenomena yang terjadi sebagaimana telah dikemukan.”Oleh karena itu, produk halal merupakan kebutuhan umat Islam yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” tegas Din.
Sementara Ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim menyatakan, produk halal telah terbukti memiliki berbagai keunggulan komparatif, terutama dalam menghadapi era pasar bebas ASEAN dan pasar bebas dunia.

