imf

IMF Mulai Lirik Keuangan Syariah

[sc name="adsensepostbottom"]

International Monetary Fund (IMF) mulai menaruh perhatian terhadap keuangan syariah. Baru-baru ini IMF menggelar konsultasi pertamanya dengan kelompok penasehat eksternal yang terdiri dari perwakilan lembaga yang bergerak di industri keuangan syariah.

imfKelompok penasehat eksternal industri keuangan syariah IMF terdiri dari sembilan anggota yang diantaranya berasal dari Islamic Financial Services Board, International Islamic Liquidity Management, dan Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions. Tujuan dibentuknya kelompok eksternal tersebut adalah untuk mengidentifikasi kebijakan yang menjadi tantangan industri dan mendorong koordinasi antar lembaga.

Beberapa topik yang dibahas adalah langkah meningkatkan pembiayaan ke usaha kecil dan menengah, serta implikasi standar aturan Basel III kepada bank syariah. Bank syariah sendiri kini menghadapi kekurangan aset likuid berkualitas tinggi yang diperlukan untuk memenuhi standar Basel III, dan ada ketidakpastian atas perlakuan pengaturan terhadap dana simpanan di bank syariah. Baca: OJK Siapkan Pengawasan Industri Syariah Antisipasi MEA

Industri keuangan syariah pun kini sedang mencoba mengembangkan sebuah instrumen untuk mengatasi kekurangan likuiditas tersebut, seperti sukuk berjangka pendek yang diterbitkan oleh International Islamic Liquidity Management. Namun, menurut Gubernur Bank Sentral Kuwait, Mohammad al-Hashel, langkah tersebut tak terlalu berjalan sesuai rencana karena lembaga keuangan konvensional juga dapat membeli sukuk tersebut.

Sukuk yang terkadang menawarkan yield lebih baik dari obligasi konvensional membuat lembaga keuangan konvensional pun tertarik membeli sukuk. Hal ini dinilai dapat memperkecil kemungkinan bank syariah berskala kecil untuk menawar instrumen sukuk pada pasar terbuka.

Selain itu, lanjut al-Hashel, bank syariah cenderung menahan sukuk hingga jatuh tempo dan jarang mentransaksikannya di pasar sekunder. Ini juga membuat ketersediaan sukuk di pasar berkurang. “Bukti empiris menyatakan bahwa konsekuensi langsung dari faktor-faktor di atas adalah ketergantungan bank syariah terhadap dana tunai lebih besar dari lembaga keuangan konvensional,” kata al-Hashel, dikutip dari reuters, Senin (20/10).

Dalam perekonomian global saat ini, keuangan syariah terlihat menonjol di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Pangsa pasar sektor perbankan syariah di sejumlah negara mayoritas muslim lainnya juga semakin meningkat dan kini mulai banyak negara-negara Barat yang melirik industri nonribawi ini. Berdasar studi Thomson Reuters, aset bank syariah mencapai 1,2 triliun pada akhir 2013.