Dalam menentukan pilihan dalam berinvestasi di pasar modal terkadang investor pemula masih ragu-ragu saat menentukan pilihannya. Nah, salah satu langkah investasi yang dapat dilakukan adalah dengan memilih instrumen reksadana syariah.

Teguh menambahkan setiap investor pun memiliki porsi investasi yang berbeda sesuai dengan tujuan hidup dan profil risiko setiap individu. “Biasanya yang usianya 20-30 tahun investasi untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun dan mereka menempatkannya lebih banyak di investasi yang (sifatnya) agresif, sementara yang usia 50 tahun konservatif saja,” tukas Teguh. Investasi jangka panjang biasanya ditempatkan di produk investasi berbasis saham. Menurut Teguh, perencanaan keuangan di masa muda harus dihitung untuk masa pensiun. Tidak hanya memperhitungkan jumlah, tetapi juga inflasi.
Saat investasi di reksadana saham, Teguh mengusulkan agar saat mendekati masa pensiun setiap portofolio investasi ditinjau kembali. “Ketika sudah semakin mendekati tujuan investasi atau tinggal tersisa beberapa tahun lagi, pindahkan saham ke tempat investasi lain misalnya ke investasi yang pendapatan tetap. Paling tidak investasi di-review minimal setahun sekali,” kata Teguh menerangkan. Perencanaan keuangan memang harus dihitung detail untuk memeroleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan tujuan.
Terkait investasi melalui reksadana syariah, Teguh mengatakan manajer investasi biasanya sudah memiliki kebijakan investasi terkait portofolio penempatan investasi. Investor tinggal membaca prospektus reksadana. Untuk menentukan kinerja reksadana syariah yang bagus, menurut Teguh, ajang penghargaan yang digelar sejumlah pihak cukup membantu investor dalam memilih produk dan manajer investasi.
“Acara penghargaan biasanya sudah ada penilaian teknisnya dan bagus penilaiannya. Atau kalau mau independen pakai perencana keuangan jadi nanti penentuan dari sisi manajer investasi akan dilihat dari asset under management, kinerjanya, mana yang akan direkomendasikan untuk klien,” saran Teguh.

