Konsumen di Asia Tenggara memperoleh momentum kepercayaan dirinya pada kuartal tiga 2014. Tiga negara di Asia Tenggara masuk dalam lima negara teratas yang paling optimis secara global, yaitu Indonesia, Thailand dan Filipina.

Berdasar survei Nielsen, yang dikutip Kamis (13/11), konsumen Indonesia menduduki peringkat dua dalam Survei Keyakinan Konsumen secara global. Skornya meningkat dua poin menjadi 125 pada kuartal tiga 2014 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara Filipina di peringkat tiga dengan skor 115 poin, Thailand mencatat peningkatan tertinggi di kawasan Asia Tenggara dengan naik delapan poin menjadi 113.
Negara Asia Tenggara lainnya seperti Singapura mencatat skor sebesar 103 poin, naik lima poin. Vietnam dengan skor 102, terteinggi sejak akhir 2010. Sementara, Malaysia naik enam poin menjadi 105 poin. Secara rata-rata keyakinan konsumen secara global stabil di level 98 poin. Baca Juga: Keyakinan Konsumen: Indonesia Nomor Dua Paling Optimis di Dunia
Managing Director Consumer Insights Nielsen untuk Asia Tenggara, Asia Utara dan Pasifik, Vishal Bali, mengatakan kenaikan keyakinan konsumen Asia Tenggara yang stabil menunjukkan kuatnya sejumlah faktor yang mendasari outlook konsumen mengenai masa depan. “Kondisi politik yang mulai membaik di sejumlah negara dan berbagai faktor ekonomi telah membantu meningkatkan keyakinan konsumen,” kata Bali.
Kendati mayoritas konsumen Asia Tenggara punya outlook positif, kondisi perekonomian di sejumlah negara tetap menjadi perhatian utama. Sekitar 44 persen konsumen Thailand mencemaskan kondisi ekonomi dalam enam bulan ke depan, bersama dengan Malaysia (33 persen), Vietnam (27 persen), dan Singapura (24 persen). Baca: OJK Perkuat Perlindungan Konsumen Melalui Pengawasan Market Conduct
Di sisi lain, ada pula isu mengenai jaminan kerja. Setidaknya 34 persen konsumen Filipina merasa ragu-ragu soal hal tersebut, sedangkan di Singapura ada sekitar 31 persen, di Thailand 26 persen, dan di Vietnam 22 persen. “Baik jaminan kerja maupun outlook ekonomi punya dampak langsung pada tingkat jaminan keuangan konsumen dan itulah yang menjadi pusat perhatian mereka,” jelas Bali.

