Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan mengincar masyarakat kelas menengah di Indonesia yang memiliki kebutuhan besar untuk berinvestasi, namun pengetahuan untuk berinvestasi di sektor jasa keuangan masih minim, khususnya di pasar modal. Demikian Ketua Dewan Komisioner OJK – Muliaman D. Hadad saat memberikan sambutan di acara Gerakan Nasional Cinta (Genta) Pasar Modal di Jakarta (12/11/2014).

Masih kecilnya jumlah masyarakat kelas menengah yang berinvestasi di pasar modal Indonesia, juga terefleksi dari sedikitnya jumlah investor yang tercatat di pasar modal, dibandingkan dengan jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia. Studi Bank Dunia (2012) menyebutkan masyarakat kelas menengah Indonesia mencapai 56,5 persen dari total 237 juta penduduk.
Jika pada 2003 jumlah masyarakat yang masuk dalam kategori kelas menengah mencapai 81 juta jiwa, pada 2012 jumlahnya sudah berkembang menjadi 134 juta jiwa atau tumbuh sebesar 65 persen, hanya dalam waktu sembilan tahun. Sementara itu, dalam lingkup yang lebih kecil, kelompok pelajar dan mahasiswa juga merupakan calon investor potensial, karena nantinya mereka diharapkan juga menjadi bagian dari kelompok masyarakat kelas menengah baru.
Melihat kenyataan bahwa tingkat literasi mereka terhadap pasar modal indonesia yang masih sangat kecil, OJK harus membekali mereka dengan pengetahuan mengenai keuangan khususnya pasar modal sejak dini. Sehingga budaya menabung dan berinvestasi akan menjadi kebiasaan yang terus melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut Muliaman, guna meningkatkan jumlah investor pasar modal, OJK akan menerapkan strategi dengan terus melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai industri jasa keuangan kepada masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah Indonesia serta kalangan pelajar dan mahasiswa. Masyarakat perlu diinformasikan pentingnya berinvestasi, dalam rangka menjamin kehidupan yang lebih baik di masa depan.
“Upaya edukasi dan sosialisasi ini perlu dibarengi dengan upaya pendalaman pasar melalui perluasan variasi produk yang ditawarkan di pasar modal Indonesia, baik produk pasar modal konvensional maupun produk pasar modal syariah. Dan, meningkatkan kemudahan akses atas produk-produk pasar modal tersebut. Ini menjadi penting, supaya masyarakat memiliki banyak alternatif pilihan investasi yang menarik dan aksesnya mudah dijangkau,” demikian Muliaman.

