Sukuk global Indonesia mencatat kelebihan permintaan lebih dari enam kali dalam penawaran sukuk beberapa waktu lalu. Pemerintah menyerap 1,5 miliar dolar AS dari total permintaan berjumlah 10,2 miliar dolar AS yang berasal lebih dari 390 investor.

Dari penjualan sukuk global Indonesia, investor Timur Tengah mencatat porsi 35 persen, Indonesia 10 persen, Asia selain Indonesia 20 persen, Eropa 15 persen, dan Amerika Serikat (20 persen). Jika dilihat dari jenis investor, alokasinya adalah 57 persen kepada funds, 28 persen kepada bank, 13 persen kepada bank sentral dan sovereign wealth funds dan 2 persen investor lainnya. Struktur sukuk global ini didasarkan pada prinsip syariah dengan menggunakan struktur Wakalah. Underlying sukuk global ini terdiri dari Barang Milik Negara yang disewakan kepada pemerintah dan proyek-proyek pemerintah.
“Minat investor yang besar pada sukuk global Indonesia menunjukkan bahwa sukuk global Indonesia telah menjadi bagian penting dari instrumen keuangan syariah internasional” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, dalam siaran persnya. Sukuk global ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange. Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014.
Adapun yang menjadi Joint Lead Managers dan Bookrunners yang ditunjuk Pemerintah untuk transaksi ini adalah CIMB, Emirates NBD Capital, HSBC dan Standard Chartered Bank. Sedangkan Co-managers untuk transaksi ini adalah Abu Dhabi Islamic Bank, Dubai Islamic Bank, National Bank of Abu Dhabi PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas. Sukuk Indonesia mendapat peringkat Baa3 dari Moody’s. Sementara, Standard & Poor’s memberikan peringkat BB+ dan Fitch memberikan BBB-.
Penerbitan sukuk global Indonesia di bulan ini menjadi awal dari sejumlah penerbitan sukuk lainnya dari berbagai wilayah, seperti Luxembourg, Hong Kong dan Afrika Selatan yang mulai mengatur pertemuan investor untuk penawaran sukuk. Pakistan juga sedang membidik penerbitan sukuk senilai 1 miliar dolar AS tahun ini, namun rencana tersebut tertunda untuk sementara karena kondisi politik negara itu.
Berdasar data Zawya, hingga saat ini penerbitan sukuk global telah mencapai 85,9 miliar dolar AS dari 456 penawaran. Jumlah ini meningkat dari periode sama tahun lalu yang sebesar 74,9 miliar dolar AS dari 558 penawaran.

