Ragam Fasilitas Halal di Jepang

[sc name="adsensepostbottom"]

Hanya ada 100 ribu muslim di Jepang dari total populasi 127 juta jiwa di negara itu. Namun, akhir-akhir ini operator wisata di Jepang mulai menyediakan berbagai fasilitas bagi umat muslim.

Halal Shabu-Shabu di Restoran Hanasakaji-san. Dok: Hanasakaji-san
Halal Shabu-Shabu di Restoran Hanasakaji-san. Dok: Hanasakaji-san

Mayoritas masyarakat Jepang menganut agama Budha. Tak heran jika fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan umat muslim di sana tak terlalu diperhatikan. Namun, hal tersebut berubah sejak lima tahun lalu seiring semakin meningkatnya jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang.

Pemerintah Jepang sendiri telah membebaskan visa bagi warga negara Malaysia. Begitu pula bagi warga negara Indonesia pemegang e-paspor. Langkah itu dilakukan tak lain demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asal Asia Tenggara. Dengan adanya relaksasi visa dan sejumlah faktor lainnya seperti melemahnya nilai mata uang yen, kunjungan wisatawan asal Asia Tenggara ke Jepang pun meningkat drastis. Pada 2014 jumlah wisatawan dari Indonesia sekira 160 ribu, sedangkan dari Malaysia sebanyak 250 ribu jiwa. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dari 2010.

Dinamika kunjungan wisatawan muslim tersebut pun akhirnya membuat beragam pelaku industri di Negara Matahari Terbit mulai memerhatikan kehalalan produknya. Banyak operator wisata dan kuliner menawarkan opsi fasilitas halal. Misalnya, Bandara Narita dan Bandara Internasional Kansai menyediakan ruang solat dan restoran Jepang dengan dapur yang memperoleh sertifikat halal. Penginapan tradisional Jepang Ryokans, yang menyediakan sarapan dan makan malam ala Jepang, juga memberikan alternatif makanan halal. Baca: Kampus di Jepang Mulai Sediakan Makanan Halal

Makanan khas Jepang biasanya memang menggunakan mirin dan sake yang mengandung alkohol, serta daging babi. Namun, beberapa restoran Jepang mulai mencari alternatif menu halal untuk mengakomodasi umat muslim. Misalnya Restoran Hanasakaji-san yang menyajikan makanan Jepang otentik. Restoran yang berlokasi di Shibuya tersebut menyajikan shabu-shabu daging sapi halal, menggantikan daging babi. Menu kuliner Jepang lainnya seperti kari dan ramen yang biasanya memakai daging babi juga telah diganti dengan daging halal, sehingga wisatawan muslim dapat merasakan cita rasa khas kuliner Jepang yang otentik.

Penyediaan fasilitas bagi umat muslim juga merambah ke karaoke, yang umumnya menyediakan minuman beralkohol. Demi menarik minat wisatawan muslim, Karaoke Honpo Maneki Neko yang berada di Yotsuya, Tokyo, pun menyediakan alternatif halal dan ruang solat bagi umat muslim. Baca: Halal Minds, Aplikasi Panduan Halal di Jepang

Pasar wisatawan muslim di Jepang tak hanya menarik pebisnis pribumi. Waralaba restoran di Malaysia, Manhattan Fish Market juga turut membuka outlet pertamanya di Tokyo pada 2015. Dengan menggunakan daging halal 100 persen, target pasar Manhattan Fish Market bukan cuma wisatawan muslim, tetapi juga orang asli Jepang. Hal itu dilakukan demi memberikan kesan bahwa menu halal pun sehat. Saat ini 70 persen konsumen Manhattan Fish Market adalah wisatawan asing dan 30 persen warga Jepang. Namun, di masa mendatang Manhattan Fish Market menargetkan rasio konsumen asli Jepang sebesar 70 persen.