haji

Rencanakan Ibadah Haji Mulai Sekarang

Pemerintah telah menetapkan calon jamaah haji harus memiliki dana minimum Rp 30 juta untuk mendapat kuota haji. Jumlah yang tidak sedikit untuk sebagian orang. Di sinilah diperlukan strategi perencanaan keuangan yang sesuai, sehingga bisa mencapai dana Ongkos Naik Haji (ONH) yang ditetapkan oleh pemerintah.

haji

Dalam perencanaan keuangan ibadah haji ini calon jamaah bisa memanfaatkan sejumlah instrumen investasi yang disediakan lembaga keuangan syariah. Strategi perencanaan biaya ibadah haji tentunya bisa diatur sesuai kemampuan keuangan. Poin pertama yang harus diperhatikan adalah memastikan terpenuhinya biaya minimum ibadah haji sebesar Rp 30 juta demi mendapat kuota.

Perencana Keuangan QM Financial, Mohammad B Teguh, mengatakan calon jamaah haji harus menetapkan target kapan akan melakukan pendaftaran haji dan waktu keberangkatan, sehingga mampu mengatur flow keuangan dengan lebih terencana. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah untuk melebihkan rencana dana sekitar 10 persen untuk mengantisipasi lonjakan inflasi di masa mendatang. Ia pun mengusulkan agar dapat menyisihkan sekitar 10 persen dari pendapatan untuk perencanaan ibadah haji.

Alternatif lainnya adalah menggunakan fasilitas dana talangan haji di bank syariah untuk mendapat kuota. Saat menggunakan dana talangan haji ini, Teguh menyarankan agar nasabah langsung mencicil angsuran pembiayaan pokok dan ujrah. Ini karena nasabah harus melunasi seluruh pokok dana haji sebelum bisa berangkat ke tanah suci.

Dalam perencanaan dana ibadah haji, calon jamaah juga bisa memanfaatkan sejumlah instrumen investasi. Selain tabungan haji, instrumen lainnya yang bisa digunakan adalah reksadana dan emas atau dinar. Namun, lagi-lagi, penempatan dana di instrumen-instrumen di atas harus disesuaikan dengan target waktu yang diinginkan untuk beribadah haji.

Teguh memaparkan jika seseorang berencana memenuhi biaya minimum kuota dalam 1-2 tahun dan berpendapatan cukup untuk mencapainya, maka tabungan haji menjadi instrumen yang cocok. Dengan memakai sistem transfer dana secara otomatis dari pendapatan ke tabungan haji membuat calon jamaah menjadi lebih disiplin menyisihkan dananya untuk berhaji. Di satu sisi, penempatan dana di tabungan haji memang membuat dana tidak banyak berkembang karena bagi hasilnya yang rendah. Tetapi, tabungan haji menjadi instrumen yang aman dan memperoleh jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan. Selain itu, bank biasanya tersambung online dengan SISKOHAT sehingga lebih mudah untuk mendaftarkan haji ketika dana sudah memenuhi biaya minimum.

Namun jika rencana pemenuhan biaya minimum masih dalam jangka waktu antara 2-5 tahun, maka bisa menggunakan instrumen reksadana berimbang atau reksadana tetap, hingga investasi di emas atau dinar. Reksadana saham tidak disarankan karena instrumen tersebut dinilai lebih tepat untuk jangka waktu investasi lebih dari 10 tahun dan berisiko lebih tinggi. “Saya rekomendasikan emas dan reksadana berimbang atau tetap untuk rencana jangka panjang karena kita bisa maintain dan menjualnya kalau nilainya sudah tinggi, tapi kalau instrumen itu dipakai untuk jangka waktu pendek akan sulit mencari momentum keluar yang tepat (untuk mendapat return),” papar Teguh. Dengan investasi jangka panjang tersebut, maka return investasi juga akan membantu mencapai biaya minimum ibadah haji. Namun, lanjut Teguh, ada pula kemungkinan return investasi bisa turun di masa mendatang.

Pada penempatan dana di instrumen emas atau dinar, calon jamaah juga harus memerhatikan selisih harga jual dan harga belinya. Walau emas mengalami peningkatan harga hampir setiap tahun, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana harganya di masa mendatang. Selain itu, pada investasi di emas juga harus diperhatikan tempat penyimpanan untuk meminimalisir risiko hilang.