rupiah melemah

Rupiah Menguat Tertinggi di Asia

[sc name="adsensepostbottom"]

Hasil pertemuan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga membawa sentimen positif ke pasar keuangan, memperkuat Rupiah dan IHSG hari ini.

rupiah melemahSempat jatuh 0,1% ke Rp12,680, Rupiah ditutup menguat 0,82% ke Rp12,563/USD sore ini. Rupiah bergerak di kisaran Rp12,540-Rp12,680/USD sepanjang Kamis (18/12).

Kali ini, mata uang Indonesia yang pernah dikatakan salah satu yang terlemah di dunia ini menunjukkan giginya menjadi yang menguat paling tinggi di Asia. Data Bloomberg Market menunjukkan, Rupee India menguat 0,66 persen ke 63,20 per dolar AS, Ringgit Malaysiajuga menguat 0,66 persen ke 3,46 per dolar AS, dan Baht Thailand hanya bergeser 0,05 persen ke 32,90 per dolar. Sementara Yen, Yuan, dan Won masih melemah terhadap dolar AS.

Di pasar saham, dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 1,54% ke level 5.113,35. Bergerak di rentang 5.076,23 hingga 5.113,35, kenaikan ini belum mampu menyaingi penurunan beberapa hari lalu yang mencapai 1,61%.

Seluruh sektor menguat dengan pertanian sebagai juara (naik 2,31%) dan sektor perdagangan naik terendah di 0,3%. Dari 503 saham diperdagangkan hari ini, sebanyak 187 saham menguat, 118 saham melemah, dan 198 saham stagnan. Sementara Jakarta Islamic Index (JII) menguat 2,1% dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik 1,7%.

Indeks Sebelumnya Tertinggi Terendah Terakhir Perubahan % Perubahan
COMPOSITE 5035,649 5113,345 5076,226 5113,345 77,700 1,540
JII 661,602 675,492 669,160 675,492 13,890 2,100
ISSI 161,890 164,685 163,285 164,685 2,800 1,730

Saham Melemah:

TLKM +2,57%
BBRI +2,21%
UNVR +2,52%
ASII +1,78%

Saham Menguat:

INCO -2,33%
BRAM -15,15%
MERK -10,65%
AKRA -2,26%

Penguatan ini kemungkinan disebabkan sentimen positif pasar global yang terbentuk akibat sinyal cerah dari The Fed, Amerika Serikat (AS). Federal Open Market Committee (FOMC Meeting) yang berlangsung 16-17/12 menghasilkan keputusan untuk tetap mempertahan suku bunga acuannya. Dilansir dari Reuters, The Fed Chairman, Janet Yellen mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga The Fed dalam waktu yang dipertimbangkan. Hal ini didasarkan atas kebijakan The Fed berbasis kesabaran. “Kesabaran berarti tidak berencana menaikkan suku bunga hingga beberapa pertemuan berikutnya, itu berarti paling cepat pada April tahun depan”, kata Yellen.

The Fed masih melihat bahwa indeks harga konsumen AS masih jauh di bawah target 2%. Inflasi pun hanya melaju di 1,3%, year-to-date. Indikator ini memberi petunjuk bagi The Fed untuk tidak melakukan pengetatan moneter.