Banyak melakukan riset dan kirim ke jurnal internasional, ini saran Dr. M. Hudaib untuk peneliti ekonomi syariah Indonesia.
Untuk akademisi ekonomi syariah Indonesia, Dr. Hubaid punya saran, lakukanlah banyak riset dan kirim ke jurnal internasional, saya siap membantu untuk membuatnya terpublikasi. Dr. Hubaid pun berkeliling ke Universitas Gadjah Mada (UGM), STEI SEBI, STEI Tazkia, dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta untuk menyemangati peneliti di Indonesia.
Berikut kutipan wawancara ekslusif dengan Reader in Accounting, Accounting & Finance Adam Smith Business School, University of Glasgow, UK ini di sela-sela Workshop Internasional: “Critical Perspective on Practices of Accounting, Auditing, & CG in IFI” yang diadakan di STEI Tazkia, (11/2). Baca juga: Tata Kelola Syariah yang Sekular
Beberapa minggu ini Anda tampak mengunjungi kampus-kampus di Indonesia, apa agenda Anda sebenarnya?
Agenda saya untuk mempromosikan riset di bidang keuangan, akintansi, dan perbankan Islam dengan menggunakan platform yang berbeda. Platform yang berbeda dengan Malaysia atau Timur Tengah juga. Saya berharap Indonesia memiliki riset-riset berkualitas yang berbasis ke-Islaman, bukan sekadar berbasis kepatuhan seperti pada umumnya. Itulah mengapa banyak institusi pendidikan di Indonesia yang saya datangi. Saya membwa pesan kepada mereka (akademisi Indonesia—red) adalah lakukanlah banyak riset, lakukan kegiatan mengajar bersama (join teaching), atau kerjasama antarlembaga lainnya. Mengapa begitu? Karena saya melihat masing-masing kampus di Indonesia ini memiliki spesialisasinya masing-masing. Misalnya di STEI Tazkia, mereka memiliki spesialisasi pada program eksekutif, UGM pada program doktor dan keakademisan, Universitas Muhammadyah pada kewirausahaan dan jaringan sosial serta politiknya yang kuat, dan kam[us lainnya dengan kekuatannya masing-masing. Jika tiap insitusi ini dapat bekerjasama daripada terus bersaing dalam konotasi negatif, ini akan sangat baik untuk pengembangan keilmuan ekonomi syariah di Indonesia.
Kerjasama atau mengajar bersama ini adalah peluang untuk akademisi ekonomi syariah Indonesia. Insyallah ketika misalnya saya datang lagi dalam lima tahun ke depan, akan melihat hasil dari yang saya sarankan itu, jika itu dijalankan tentunya.
Anda juga melakukan riset di Indonesia?
Saya melakukan riset untuk program doktoral kedua saya. Saya meneliti sejarah akuntans. Dari sini memberi saya pemahaman lebih banyak tentang Indonesia, tentang sejarah politiknya, sistem ekonomi dan sejarahnya, dan budayanya Saya juga membuat penelitian keuangan mikro syariah, dalam rangka membuat modelnya. Saya ke sini juga untuk melihat praktik keuangan mikro syariah ketika sudah dilembagakan. Beberapa praktik keuangan mikro berbasis Islam yang saya tinjau antara lain yang dilakukan Muhammadyah, lalu juga ada yang di Aceh, lalu saya melihat Tazkia juga memiliki kegiatan keuangan mikro syariahnya. Oleh karena itu, saya sempatkan juga untuk ke lokasi praktiknya di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.[su_pullquote align=”right”]”Anda mungkin kesulitan menemukan ide atau membuat riset, saya siap membantu.”[/su_pullquote]
Apa pesan Anda untuk akademisi ekonomi syariah Indonesia?
Anda harus banyak melakukan riset dan kirim hasilnya ke jurnal internasional, seperti jurnal saya, jurnal yang dikelola oleh Kabhir Hassan, dan sebagainya yang akan memberi Anda banyak eksposur internasional. Di jurnal saya sendiri pengirim paper paling banyak dari Malaysia. Baca juga: Konferensi Ekonomi Syariah Indonesia diramaikan Peneliti Malaysia
Anda mungkin kesulitan menemukan ide atau membuat riset, saya siap membantu. Jurnal saya sangat kooperatif dan kami sangat menyasar pasar akademisi di sini. Kami dapat membantu peneliti Indonesia dalam rangka mendaftarkan papernya ke jurnal internasional. Hampir 95 % paper yang atas nama saya, saya kerjakan dengan bantuan atau saya membantu peneliti lainnya.
Sebagai contoh, di workshop saya ini saya yakin dapat menghasilkan setidaknya lima papers, jika Anda peneliti yang tajam.