Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,73 juta orang (10,96 persen) pada September 2014.

Secara umum, jumlah penduduk miskin sebagian besar masih ada di Pulau Jawa sebanyak 15,14 juta orang. Lebih dari 50 persen di antaranya tinggal di perdesaan sebesar 8,16 juta orang, sementara di perkotaan berjumlah 6,9 juta orang. Kemudian, diikuti oleh pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin 6 juta orang, Sulawesi 2,05 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara 2,04 juta orang, Maluku dan Papua 1,48 juta orang dan Kalimantan 972 ribu orang. Baca Juga: Mumpung Miskin, Muslim Dijebak Pindah Agama
BPS pun memaparkan sejumlah faktor terkait penurunan jumlah penduduk miskin antara Maret-September 2014 adalah karena laju inflasi umum periode tersebut cenderung rendah sebesar 2,26 persen. Selama periode Maret-September 2014 harga eceran beberapa harga komoditas bahan pokok juga menurun dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,52 persen. Baca: Pasca BBM Turun, Harga Kebutuhan Pokok Belum Signifikan
[su_note note_color=”#cc3333″ text_color=”#ffffff”]
15,14 juta orang = Penduduk Miskin di Jawa, 50% atau 8,16 Juta Jiwa tinggal di perdesaan
[/su_note]
Pada September 2014 BPS menetapkan penduduk miskin di perkotaan adalah mereka yang memiliki pengeluaran di bawah Rp 326.853 per bulan, sedangkan di perdesaan sebesar Rp 296.681 per bulan. Sejumlah komoditi makanan berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, gula pasir, tempe dan tahu. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, listrik, pendidikan, dan bensin.

