Association of South East Asian Nations (ASEAN) telah menjadi salah satu lembaga penting di dunia. Sepuluh negara yang tergabung di ASEAN pun memiliki posisi strategis. Namun, seberapa besar potensi negara-negara yang berada di kawasan ini?
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan selama 30 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi 10 negara ASEAN termasuk yang paling tinggi di dunia. Pada 2013 pertumbuhan ekonomi ASEAN tidak kurang dari 5,1 persen. Menutup tahun 2014 pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan mencapai 4,7 perse. “Sementara pada 2015-2019 ekonomi ASEAN bisa tumbuh rata-rata 5,6 persen dan pada 2025-2030 akan masuk dalam lima ekonomi regional terbesar dunia,” paparnya.
Ia menambahkan nilai perekonomian ASEAN yang antara 2,4-2,6 triliun dolar adalah ketiga paling besar di Asia setelah Cina dan Jepang. Transaksi perdagangan antarnegara ASEAN yang pada tahun 2000 ada dikisaran 166 miliar dolar pun sekarang sudah naik tiga kali lipat menjadi 610 miliar dolar. “Foreign direct investment juga naik signifikan. Investasi intra ASEAN naik 17,5 kali lipat dari tahun 2000 yang sebesar 1,2 miliar dolar sekarang 21,3 miliar,” ungkap Agus. Baca Juga: MUI: Hadapi MEA, Pemerintah Jangan Tidur
Demi meningkatkan hubungan antarnegara ASEAN, 10 negara anggota pun telah sepakat membuka diri dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN. Salah satu inisiatif dalam MEA adalah mengenai liberalisasi perbankan yang terangkum dalam ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Baca: Masa Depan Perbankan Syariah ASEAN
Partisipasi suatu negara dalam implementasi ABIF ini memperhatikan kesiapan sektor keuangan masing-masing negara anggota ASEAN. Dalam hal ini, negara-negara ASEAN utama akan saling membantu kesiapan negara ASEAN lainnya dalam proses percepatan integrasi perbankan di kawasan ASEAN melalui dukungan pendidikan, pelatihan, dan tenaga ahli.