Sertifikasi Halal Berikan Daya Saing

Kehalalan suatu produk dalam konsumsi masyarakat Islam menjadi hal penting yang tak bisa ditawar. Sayangnya belum seluruh produsen memahami pentingnya jaminan halal melalui sertifikasi, padahal melalui jaminan halal tersebut dapat memberikan daya saing dan nilai tambah. Apalagi Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun depan.

kelas menengah muslim
Klaim berbahan alami dari wardah pada kemasan produknya. Produk halal juga harus etis, misal tidak menggunakan bahan kimia berbahaya bagi lingkungan. Foto: femaledaily.com

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Ahyar, mengatakan produk dengan sertifikasi halal dapat memberikan nilai tambah, tak hanya bagi kesehatan, tetapi juga pada nilai ekonomi. “Perusahaan yang sudah punya sertifikat halal omsetnya bisa meningkat, contohnya tukang bakso dari 100 mangkok bisa jadi 200 mangkok. Jadi otomatis sertifikat halal juga berfungsi menjadi alat pemasaran,” ujar Rafani.

Menurutnya, dengan sertifikasi halal juga akan mampu menambah daya saing produk Indonesia di tengah pasar bebas ASEAN yang akan dimulai pada 2015. “Nanti produk Malaysia dan Thailand yang bersertifikasi halal juga dapat masuk ke Indonesia dengan mudah, karena itu sertifikasi halal tidak hanya mengenai aspek memberikan jaminan halal pada suatu produk, tetapi juga memberikan daya saing,” ujar Rafani.

Ia menambahkan auditor halal di LPPOM MUI Jawa Barat pun telah siap dalam memproses sertifikasi halal bagi produk usaha kecil dan menengah. Setidaknya ada lebih dari 10 auditor dan beberapa lainnya yang tersebar di kabupaten/kota. Namun, lanjut Rafani, yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah belum terintegrasinya LPPOM MUI dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, agar memudahkan usaha kecil dan menengah dalam memperoleh sertifikat halal.

Kendati demikian, Rafani optimis target pemerintah provinsi Jawa Barat yang membidik posisi sebagai Provinsi Halal di tahun depan bisa tercapai. “Saya optimis Provinsi Halal tercapai karena dukungan dan kesadaran pemerintah sudah kelihatan,” katanya. Untuk menahbiskan sebagai Provinsi Halal, pemerintah provinsi Jawa Barat menargetkan setidaknya 75 persen dari jumlah industri usaha kecil dan menengah yang bergerak di sektor makanan, obat-obatan dan kosmetik di Jawa Barat telah bersertifikasi halal. Saat ini baru sekitar 40 persen usaha kecil dan menengah yang memperoleh sertifikasi halal. Setidaknya ada sekitar 8,7 juta UMKM di Jawa Barat.

Berdasar data Thomson Reuters, pengeluaran muslim dunia mencapai miliaran dolar AS. Laporan tersebut menyatakan total pengeluaran muslim dunia di sektor makanan dan minuman halal mencapai 1088 miliar dolar AS atau sebesar 16,6 persen dari pengeluaran kebutuhan makan dan minum penduduk dunia dan akan mencapai 1626 miliar pada 2018. Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Dubai mengeluarkan laporan bahwa industri makanan minuman global akan tumbuh 6,9 persen per tahun.