Ilustrasi oleh: Muhammad Riza Ali

Tips Investasi Saham Bagi Investor Pemula

[sc name="adsensepostbottom"]

Investasi di saham dikenal sebagai instrumen yang memberikan return tinggi, tetapi berisiko besar. Investor dituntut memiliki pengetahuan finansial dan pasar yang mendalam saat berinvestasi saham. Bagi investor pemula pun dianjurkan untuk tidak langsung menginvestasikan dana yang dimiliki seluruhnya ke saham.

Ilustrasi oleh: Muhammad Riza Ali
Ilustrasi oleh: Muhammad Riza Ali

Direktur Adikamaks, Hendra Lokito, mengatakan saat memutuskan berinvestasi di saham, investor harus memperhatikan modal dan melakukan pengelolaan dana. “Modal jangan sampai benar-benar habis dan dalam pengelolaan dana harus mengupayakan profit lebih banyak dari loss,” kata Hendra, dalam Indonesia Financial Expo & Forum, Jumat (26/9).

Ia tak menampik bahwa terjadinya loss (kerugian) di pasar saham adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Oleh karena itu, investor harus bisa survive. Lalu, saat memutuskan berinvestasi ke pasar saham janganlah bermimpi langsung memperoleh return tinggi. Analisa pasar harus tetap dilakukan. “Trading jangan berdasar feeling. Pastikan keputusan yang diambil berdasar logika dengan analisa pasar lewat cara teknikal atau fundamental,” cetus Hendra.

Jika belum punya pengalaman investasi, maka mulailah dengan jumlah kecil dulu. “Jangan semua dana dimasukkan, karena investasi instan itu tidak sehat. Masukkan saja dulu misalnya 10 persen dan learning by doing,” ujar Hendra. Jika sudah merasa yakin, investor bisa menambahkan investasinya pelan-pelan. Di sisi lain, tambahnya, bagi investor yang hanya punya sedikit dana kini juga sudah terdapat ragam instrumen investasi pilihan, seperti reksadana yang bisa dimulai dengan Rp 100 ribu.

Hingga minggu pertama September 2014 ada 842 reksadana yang beredar di Indonesia, dan sebanyak 66 reksadana diantaranya adalah reksadana syariah. Per 29 Agustus 2014 nilai aktiva bersih reksadana syariah sebanyak Rp 9,5 triliun. Jenis reksadana yang banyak beredar adalah reksadana terproteksi (342 buah), diikuti reksadana fixed income (144 buah), reksadana saham (136 buah), reksadana campuran (116 buah), reksadana syariah (66 buah), reksadana pasar uang (45 buah), reksadana indeks (7 buah), dan reksadana exchange trade fund (5 buah).

Di tahun 2013 terjadi peningkatan jumlah saham syariah sebesar 2,79 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan juga terjadi pada akhir 2013 atas nilai kapitalisasi pasar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan mengalami peningkatan sebesar 4,35 persen jika dibandingkan kapitalisasi pasar saham ISSI pada akhir Desember 2012.