Dua perusahaan Jepang berencana menerbitkan sukuk tahun ini di Malaysia dengan total nilai 2 miliar ringgit.

Secara resmi Toyota belum mengumumkan jumlah sukuk yang akan diterbitkan dari total surat utang yang akan diterbutkan, namun diperkirakan jumlahnya akan mencapai 1 miliar ringgit (262 juta dolar AS). Sama seperti jumlah sukuk Toyota yang diterbitkan sebelumnya di Malaysia pada 2008 silam dan akan jatuh tempo pada Juni 2015. Baca Juga: Kiichiro Toyoda, Si “Pengubah” Nasib Keluarga
“Dana dari penerbitan surat utang akan digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan Toyota Capital Malaysia demi memenuhi rencana ekspansi jangka menengah, baik untuk pembiayaan kendaraan bermotor konvensional dan syariah bagi konsumen Toyota dan Lexus di Malaysia,” ujar Presiden Toyota Capital Malaysia Kuah Kock Heng, dilansir dari Gulf Times, Senin (10/8). Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Financial Group akan lead manager surat utang Toyota, bersama dengan CIMB Bank yang juga bertindak sebagai penasihat keuangan syariah pada program sukuk.
Sementara, penerbit kartu kredit asal Jepang, Aeon Credit Service juga berencana menerbitkan sukuk sebesar 1 miliar ringgit. Sebelumnya perusahaan yang agresif masuk ke pasar Asia Timur dan Asia Tenggara ini telah menerbitkan sukuk pada 2007. Dana dari penerbitan sukuk bertenor antara 1-12 bulan tersebut akan digunakan untuk modal kerja, pembayaran kembali utang dan pembiayaan kepada nasabah. Baca: Malaysia Ajak Jepang Kerjasama Keuangan Syariah
Kendati perusahaan asal Jepang sudah ada yang menerbitkan sukuk, jumlahnya masih sedikit. Analis Nomura Institute of Capital Markets Research Bedi Gunter Lackmann, menyatakan Aeon Credit Service Malaysia menjadi perusahaan Jepang pertama yang menerbitkan sukuk pada 2007. Ini diikuti oleh UMW Toyota Capital – sekarang Toyota Capital Malaysia – pada 2008. Kedua sukuk tersebut menggunakan skema musyarakah. “Selanjutnya Nomura Holdings yang menerbitkan sukuk ijarah pada 2010 dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Malaysia September 2014 yang pertama kalinya menerbitkan sukuk berdenominasi yen,” tutur Lackmann.

